Tuesday 1 October 2019

Jadi Arif Kajian Teoritis Wacana Metode Prediction Guide


Pengertian Metode Prediction Guide. Zaini, dkk (2008: 4) menguraikan bahwa prediction guide yakni taktik yang dipakai untuk melibatkan penerima didik di dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal hingga selesai selama penyampaian bahan penerima didik dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan bahan yang disampaikan oleh guru.

Sedangkan Suprijono (2012: 111) menguraikan bahwa prediction guide yakni metode tebak pelajaran yang dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran.

Langkah-langkah Metode Prediction Guide


Langkah-langkah prediction guide berdasarkan Zaini, dkk (2008: 4) yakni sebagai berikut:

  1. Tentukan topik yang akan guru sampaikan.
  2. Bagi penerima didik ke dalam kelompok-kelompok kecil.
  3. Guru meminta penerima didik untuk menebak apa saja yang kira-kira mereka dapatkan dalam bahan ini.
  4. Peserta didik diminta untuk menciptakan perkiraan-perkiraan itu di dalam kelompok kecil.
  5. Sampaikan bahan secara interaktif.
  6. Selama proses pembelajaran, penerima didik diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan bahan yang disampaikan.
  7. Di selesai pelajaran, tanyakan berapa prediksi mereka yang mengena.

Sedangkan berdasarkan Suprijono (2012: 111) langkah-langkah prediction guide yakni sebagai berikut:

  1. Tulis atau tayangkan melalui LCD bahan yang akan disampaikan.
  2. Guru meminta kepada siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang kira-kira muncul dari bahan yang akan disampaikan.
  3. Sampaikan bahan pembelajaran secara interaktif.
  4. Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan bahan yang disampaikan.
  5. Di selesai pelajaran tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

Dari beberapa pendapat mengenai langkah-langkah prediction guide diatas, maka sanggup disimpulkan sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Menyiapkan topik yang memuat ihwal keseluruhan bahan pembelajaran yang harus dikuasai oleh penerima didik.

b. Kegiatan inti
Tahap I : membagi penerima didik ke dalam kelompok-kelompok kecil dan penerima didik diminta untuk menciptakan atau menebak perkiraan-perkiraan itu di dalam kelompok kecil.
Tahap II : Sampaikan bahan secara interaktif.
Tahap III : Selama proses pembelajaran, penerima didik diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan bahan yang disampaikan.

c. Penutup
Tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Prediction Guide
Kelebihan metode prediction guide berdasarkan (velanatio,2013:1) yakni sebagai berikut:

  1. Metode ini tidak hanya mengajak anak aktif secara fisik tapi juga secara mental.
  2. anak semenjak dini telah terlatih bisa meprediksi dan mencocokkan konsep yang telah mereka alami atau pelajari baik di sekolah maupun di rumah pada waktu dulu atau kini disamping itu.
  3. siswa akan tertantang untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali bahan yang disampaikan.
  4. kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk berguru di rumah sebelumnya alasannya yakni metode Prediction guide ini menuntut siswa secara aktif dan bisa mengutarakan prediksi- prediksi mereka sehingga mereka bisa antusias untuk menemukan tanggapan masing-masing dari setiap masalah.

Di samping mempunyai kelebihan, taktik prediction guide juga mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan prediction guide yakni sebagai berikut:
  1. Metode ini guru tidak sanggup secara bebas dalam menerapkanya alasannya yakni dalam taktik ini juga harus memperhatikan bagaimana keadaan siswa pada ketika di dalam kelas.
  2. Ada siswa yang mungkin aktif dan selalu ingin tahu, namun ada juga siswa yang kurang mempunyai keingin tahuan yang besar dan cenderung pasif.
  3. Guru harus memahami karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya.
  4. Guru harus menumbuhkan semangat berguru para siswanya.

Cara mengatasi kelemahan metode prediction guide yakni sebagai berikut :

  1. Guru harus mengetahui kondisi siswa pada ketika didalam kelas.
  2. Lebih baik dipakai pada kelas unggulan.
  3. Digunakan pada kelas yang siswanya sedikit.
  4. Menggunakan alat peraga atau yang sejenisnya.

Referensi :
Djamarah Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Edisi Revisi). Bandung: Nuansa.

No comments:

Post a Comment