Monday 11 February 2019

Jadi Arif Model Pembelajaran Paud Tk Ra Dengan Pendekatan Area


Model Pembelajaran PAUD Taman Kanak-kanak RA Dengan Pendekatan Area. Dalam model ini anak diberi kesempatan untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui acara di dalam area-area yang disiapkan, dan (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri sanggup dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut :

  • Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran, contohnya orang renta dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model dalam pembelajaran tertentu.
  • Anggota keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan wacana anak, contohnya orang renta diminta pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak.
  • Anggota keluarga sanggup berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD, contohnya orang renta diminta membantu persiapan kegiatan tertentu di sekolah.


Dalam membuat lingkungan dan materi latih yang menunjang pembelajaran, pendidik mendasarkan diri pada pengetahuan yang dimilikinya wacana perkembangan anak. Selain itu, dalam menyusun tujuan pembelajaran pendidik memperhatikan keunikan masing-masing anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan setiap anak, menjaga keingintahuan alami yang dimiliki anak dan mendukung pembelajaran bersama.

Pembelajaran Area ini meliputi tiga pilar utama, yaitu; (1) konstruktivitas; (2) sesuai dengan perkembangan, dan (3) pendidikan progresif.

Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi ketika anak berusaha memahami dunia di sekelilingnya. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang cukup umur dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan membangun pemahaman-pemahaman gres dan pengalaman/ pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran Area ini menggunakan metode yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang yang berbeda, namun pada ketika yang sama, setiap anak yaitu makhluk individu dan unik.

Dengan demikian pendidik harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat tertentu dari belum dewasa yang berusia sama. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosioemosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman panca indera dan impian untuk menjelajahi gagasan-gagasan gres anak itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun menurut prinsip-prinsip perkembangan anak dan konstruktivisme ini.

Pembelajaran Area menggunakan 10 (sepuluh) area, yaitu: Area Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung/Matematika, IPA, Seni/Motorik, Pasir dan Air, Musik, Membaca dan Menulis. Dalam satu hari sanggup dibuka minimal 4 area untuk disiapkan alat bermain/alat peraga dan sarana pembelajaran yang sesuai dengan indicator yang ingin dicapai. Alat bermain untuk area tersebut yaitu :

1) Area Agama : maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, contohnya sebagai berikut :
a) Islam : maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku Iqro’, kartu abjad hijaiyah, tasbih, juz’amma, Al-Qur’an, dan sebagainya.
b) Hindu : maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji.
c) Kristen/katolik : maket gereja, Alkitab, Rosario.
d) Budha : maket pura, maket candi Budha, gambar bikshu.
e) Konghucu : maket klenteng, foto orang sembahyang.

2) Area Balok : balok dengan aneka macam bentuk, ukuran, dan warna, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, potongan geometri dari triplek aneka macam ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu kemudian lintas, kubus berpola, kubus aneka macam ukuran dan warna. Korek api, lidi, tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan aneka macam ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya.

3) Area Berhitung/Matematika : lambang bilangan, potongan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.

4) Area IPA: macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses petumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang kerikil kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, beling pembesar(lup), pipet, tabung ukur, timbangn kue, timbangan bebek(sebenarnya), gelas ukuran, pencampur warna, nuansa warna, pita meteran, penggaris, benda-benda bernafsu (batu, kerikil bata, amplas, besi, kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lainnya) benda-benda untuk pengenalan aneka macam macam rasa (gula, kopo asam, cuka, garam, sirup, cabe, dan lain-lain), aneka macam macam bumbu (bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain), pengenalan aroma.

5) Area Musik : Seruling, kastanyet, maracas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle kecil, balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada keunikan kawasan masing-masing.

6) Area Bahasa : buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, kliping bencana dan sebagainya.

7) Area Membaca dan Menulis : buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori, kartu gambar, kertas piano, spidol, ballpoint dan sebagainya.

8) Area Drama : tempat tidur anak (boneka), almari kecil, meja dingklik kecil (meja tamu), boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan baju dokter, dan sebagainya.

9) Area Pasir/ Air : kolam pasir/ kolam air, akuarium kecil, baskom kecil, gayung, garpu, garu, botol-botol plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar-agar aneka macam bentuk, penyiram tumbuhan dan sebagainya.

10) Area Seni dan Motorik : meja gambar, meja dingklik anak, krayon, pensil berwarna, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kotak bekas, materi sisa dan sebagainya.

11) Area Masak : alat-alat dapur, menyerupai kompor, panci, meja, piring, mixer, blender.

1. Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian penerima didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan pendidik. Untuk itu hal-hal yang diharapkan dalam pengelolaan kelas yaitu :

  • Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.
  • Kegiatan sanggup dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
  • Pengaturan area memungkinkan pendidik sanggup melaksanakan pengamatan sehingga sanggup menawarkan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
  • Pendidik memperhatikan perbedaan individu setiap penerima didik pada ketika mereka melaksanakan kegiatan di area.


2. Langkah-langkah Kegiatan
a. Kegiatan Awal (+ 30 menit)
Kegiatan yang dilaksanakan yaitu melatih pembiasaan, contohnya menyanyi, memberi salam dan berdoa. Bercerita wacana pengalamam sehari-hari dan setiap anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya wacana kisah anak tersebut, membicarakan tema/sub tema, melaksanakan kegiatan fisik/motorik yang sanggup dilakukan di luar atau di dalam kelas.

b. Kegiatan Inti (+ 60 menit) secara individual di area kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, pendidik bersama anak membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan. Setelah itu penerima didik dibebaskan menentukan area yang disukai sesuai dengan minatnya. Pendidik menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang dibuka setiap hari diubahsuaikan dengan indicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada.

Anak sanggup berpindah area sesuai dengan mintanya tanpa ditentukan oleh pendidik. Apabila terdapat anak tidak mau melaksanakan kegiatan di arena yang diprogramkan, pendidik harus memotivasi anak tersebut biar mau melaksanakan kegiatan. Pendidik sanggup melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminatinya Pendidik melaksanakan evaluasi dengan menggunakan alat evaluasi yang telah disiapkan, tetapi sanggup juga untuk mengetahui ke area mana saja minat anak hari itu dengan menggunakan ceklis ( √ ) di setiap area.

Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau yang membahayakan, jumlah anak dibatasi biar guru sanggup memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai secara maksimal, tanpa mengabaikan belum dewasa yang berada di area yang lain. Orang tua/keluarga sanggup dilibatkan untuk berpartisipasi membantu pendidik pada waktu kegiatan pembelajaran, menawarkan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.

c. Istirahat/Makan + 30 menit
Kegiatan makan bersama menanamkan adaptasi yang baik, contohnya mencuci tangan, berdoa sebelum dan setelah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis masakan bergizi, menumbuhkan rasa sosial (berbagai makanan) dan kerjasama. Melibatkan anak membersihkan sisa masakan dan merapikan alat-alat makan yang telah digunakan. Setelah kegiatan makan selesai, waktu yang tersedia sanggup dipakai untuk bermain dengan alat permainan yang bertujuan berbagi fisik/motorik. Apabila dianggap waktu untuk istirahat kurang, pendidik sanggup menambah waktu istirahat dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, contohnya bermain sebelum kegiatan awal atau setelah kegiatan penutup.

d. Kegiatan Akhir + 30 menit Klasikal
Kegiatan final dilaksanakan secara klasikal, contohnya dengan bercerita, bernyanyi, kisah dari pendidik atau membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi kegiatan satu hari dan menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, mengucapkan salam dan pulang.

3. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnya alasannya selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan penerima didik maupun acara kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.

No comments:

Post a Comment