Monday 11 February 2019

Jadi Bakir Inilah 5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Pembelajaran Paud Tk Ra


Inilah 5 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Pembelajaran PAUD Taman Kanak-kanak RA. Seperti kita tahu bahwa aktivitas pembelajaran di tingkat PAUD Taman Kanak-kanak atau RA jauh berbeda dengan pembelajaran di jenjang pendidikan yang lebih tinggi alasannya ialah pendidikan anak usia dini merupakan awal berguru mereka yang masih berumur 3-6 tahun, dan tentunya memerlukan pendidik khusus yang pebuh kesabaran dan telaten dalam urusan anak-anak. Karena itu, dalam mempersiapkan pembelajaran pendidik PAUD dan pihak terkait perlu memperhatikan dan memahami 5 hal berikut ini: 1) Karakteristik cara berguru anak usia dini, 2) Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD, 3) Pembelajaran Tematik Terpadu, 4) Pendekatan Saintifik di PAUD, dan 5) Sumber Belajar.

Nah dari 5 poin utama tadi tentu tidak cukup hanya sekedar mengerti dan memahami, tapi juga bisa melaksanakan dan menerapkan ketika pembelajaran anak usia dini. Mari kita tengok bersama rincian dari 5 poin diatas sebagai berikut:

A. Karakteristik cara berguru anak usia dini

1. Anak berguru secara bertahap.
Kegiatan dilakukan secara sedikit demi sedikit mengikuti tahapan perkembangan berpikir akseptor didik.

2. Cara berpikir anak bersifat khas.
Anak berpikir secara konkret, berpikir dari apa yang ia lakukan, dan menurut imajinasinya.

3. Anak-anak berguru dengan banyak sekali cara.
Mereka menyerap informasi melalui pengalaman nyata yang mereka alami dengan objek, orang, dan aktivitas yang berada di sekitar dengan memanfaatkan alat indera: penciuman, perasa, pendengaran, penglihatan, peraba, bertanya, dan menalar.

4. Anak berguru satu sama lain dalam lingkungan sosial.
Anak berguru dengan menggandakan sikap dan yang ditunjukkan, dan diekspresikan oleh orangtua, pendidik, dan lingkungan sosial (misalnya teman, pengasuh, tetangga, program TV yang ditonton.

5. Anak berguru melalui bermain.
Bermain membantu menyebarkan banyak sekali potensi anak. Melalui bermain anak diajak bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang bersahabat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD

1. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang sempurna melalui bermain, sanggup memperlihatkan pembelajaran yang bermakna pada anak.

2. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus bisa menyebarkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan usia anak.

3. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus bisa memberi rangsangan pendidikan atau stimulasi sesuai dengan kebutuhan anak, termasuk bawah umur yang mempunyai kebutuhan khusus.

4. Berpusat pada anak
Pendidik harus membuat suasana yang bisa mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.

5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus bisa membuat suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, memilih pilihan, mengemukakan pendapat, dan melaksanakan serta mengalami sendiri.

6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk menyebarkan nilai-nilai yang membentuk aksara yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai aksara tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk menyebarkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan serta melalui penyesuaian dan keteladanan.

7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk menyebarkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk menyebarkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui penyesuaian dan keteladanan.

8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa semoga menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan ruang diatur semoga anak sanggup berinteraksi dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.

9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diharapkan untuk menyebarkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.

10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber
Penggunaan media belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan semoga pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber ialah orang-orang dengan profesi tertentu yang dilibatkan sesuai dengan tema, contohnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.

C. Pembelajaran Tematik Terpadu

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dipakai dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ialah pendekatan tematik terpadu. Dalam model pembelajaran tematik terpadu di PAUD, kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk satu tema, sub tema, atau sub-sub tema dirancang untuk mencapai secara bahu-membahu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan meliputi sebagian atau seluruh aspek pengembangan.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran pribadi dan tidak pribadi yang terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran pribadi ialah proses pembelajaran melalui interaksi pribadi antara anak dengan pendidik yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Pembelajaran pribadi berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan Kompetensi Inti-4 (keterampilan).

Pembelajaran tidak pribadi ialah pembelajaran yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung. Melalui proses pembelajaran pribadi untuk mencapai kompetensi pengetahuan dan keterampilan akan terjadi imbas ikutan pada pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2 (sikap sosial).

Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dalam tahapan aktivitas pembukaan, inti dan penutup.

D. Pendekatan Saintifik di PAUD

1. Apa itu pendekatan saintifik?
Pendekatan saintifik ialah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa semoga akseptor didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.

2. Mengapa perlu memakai pendekatan saintifik?
  • Mendorong anak semoga mempunyai kemampuan berpikir kritis, analitis, dan mempunyai kemampuan memecahkan masalah.
  • Memberikan pengalaman berguru yang lebih bermakna kepada anak dengan mendorong anak melaksanakan aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi,dan mengomunikasikan.
  • Mendorong anak mencari tahu dari banyak sekali sumber melalui observasi dan bukan hanya diberitahu.

3. Bagaimana pelaksanaan pendekatan saintifik?
  • Mengamati; Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan memakai indera ibarat melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba.
  • Menanya; Anak didorong untuk bertanya, baik perihal objek yang telah diamati maupun hal-hal lain yang ingin diketahui.
  • Mengumpulkan Informasi; Mengumpulkan informasi dilakukan melalui bermacam-macam cara, misalnya: dengan melakukan, mencoba, mendiskusikan, membaca buku, menanya, dan menyimpulkan hasil dari banyak sekali sumber.
  • Menalar; Menalar merupakan kemampuan meng-hubungkan informasi yang sudah dimiliki dengan informasi yang gres diperoleh sehingga mendapat pemahaman yang lebih baik perihal suatu hal
  • Mengomunikasikan; Mengomunikasikan merupakan aktivitas untuk memberikan hal-hal yang telah dipelajari dalam banyak sekali bentuk, contohnya melalui cerita, gerakan, dan dengan memperlihatkan hasil karya berupa gambar, banyak sekali bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya dari materi daur ulang, dan hasil anyaman.

E. Sumber Belajar

Untuk mendukung kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan sumber-sumber berguru yang sanggup memperkaya pengalaman anak antara lain buku-buku, teman, orang tua, audio visual, dan lingkungan sekitar.

No comments:

Post a Comment