Sunday 10 February 2019

Jadi Berakal Buku Aliran Perkembangan Motorik Bergairah Dan Halus Pada Anak Usia 0-2 Tahun


Buku Pedoman Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia 0-2 Tahun. Setiap orangtua niscaya menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang optimal; sehat, ceria, dan cerdas. Untuk mempersiapkan masa depan anak, ibu dan ayah harus melakukannya semenjak dini. Pengasuhan anak tolong-menolong ialah suatu acara alami yang telah dijalani insan semenjak awal adanya kehidupan. Namun di masa sekarang, tuntutan akan keahlian yang harus dikuasai oleh seseorang semakin berkembang. Sebagai orangtua, kita pun berusaha semoga ananda mempunyai keterampilan yang membuatnya sanggup berdikari dalam kehidupan sehari-hari.

Buku berseri ini bertujuan semoga ibu dan ayah sanggup memahami aspek perkembangan anak pada enam tahun pertama kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, dibutuhkan ibu dan ayah sanggup mendampingi dan menyediakan lingkungan yang lebih baik untuk anak menyebarkan kemampuannya. Terdapat empat aspek utama perkembangan anak yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu: aspek gerakan bergairah dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Setiap aspek perkembangan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang terhadap aspek perkembangan akan lebih efektif dibandingkan fokus terhadap satu aspek saja. Setiap acara yang diberikan di dalam buku ini bisa berdampak pada beberapa aspek dan bermanfaat bagi perkembangan kemampuan anak.

Ibu dan ayah sanggup memahami setiap aspek perkembangan sesuai dengan usia anak. Khusus pada buku ini akan dibahas mengenai aspek gerakan bergairah dan gerakan halus pada anak usia 0 hingga 2 tahun. Ketika lahir kemampuan gerak seorang bayi memang sangat terbatas, tapi ketika berusia sekitar setahun anak sudah sanggup jalan sendiri dan berkeliling melaksanakan penjelajahan di lingkungannya menyerupai naik turun tangga. Di usia 2 tahun, kebanyakan anak sudah menguasai keterampilan melompat dan memanjat dengan cukup baik.

Penting diingat, tujuan utama memahami tahap perkembangan anak ialah semoga kita sanggup menunjukkan perangsangan secara berhasil guna, dengan banyak sekali cara dan variasi. Untuk itu, ibu dan ayah dituntut kreatif dalam membuat kegiatan-kegiatan yang merangsang perkembangan anak. Contoh acara yang ada di dalam buku ini sanggup dikembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Setiap anak ialah unik dan kita harus sanggup memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melaksanakan acara yang barangkali belum dikuasainya. Apalagi jika ibu dan ayah merasa bahwa anak lain yang seusia dengan anak sudah sanggup melakukannya.

Bila anak belum sanggup melaksanakan acara yang dirangsangkan atau terlihat belum tertarik, cobalah acara yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu. Di dalam pembahasan mengenai aspek gerakan bergairah dan gerakan halus, buku ini akan menunjukkan rujukan perangsangan dan kemampuan yang sanggup dikuasai anak pada usia tertentu. Penjelasan tersebut tidak bersifat kaku atau suatu keharusan. Ingat, setiap anak ialah unik dan hasil dari perangsangan sanggup berbeda antar-anak.

Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia 0-2 Tahun


Pada usia ini, perkembangan kemampuan gerakan bergairah dan gerakan halus seorang anak terlihat sangat pesat dan menakjubkan. Bayangkan, dari seorang bayi yang tidak berdaya dan tidak bisa mengendalikan gerakannya, dalam waktu 12 bulan, anak menyebarkan kemampuan fisik yang luar biasa. Kuncinya terletak pada kematangan fisik dan saraf-sarafnya. Buktinya, dengan latihan sekeras apa pun, kita tidak akan bisa membuat bayi berusia 2 bulan untuk berjalan, meskipun kemampuan melangkahkan kaki sudah dimiliki bayi semenjak lahir. Jadi, perkembangan fisik tidak semata lantaran latihan, tetapi juga melibatkan faktor kesiapan fisik.

Kemampuan gerakan bergairah ialah kemampuan insan menggerakkan serpihan tubuh yang berfungsi untuk berpindah tempat, menyerupai merangkak, berjalan, berlari, melompat. Agar sanggup berpindah tempat, insan harus mempunyai kemampuan dasar menyerupai duduk dan menegakkan tubuh. Tidak mungkin seseorang yang hanya bisa berbaring kemudian sanggup berjalan tanpa bantuan. Nah, untuk sanggup melaksanakan acara berpindah tempat, maka kaki menjadi serpihan tubuh yang paling penting. Sedangkan kemampuan gerakan halus melibatkan mata dan tangan untuk sanggup melaksanakan acara yang berkaitan dengan gerakan tangan. Misalnya, untuk mengambil suatu benda, menulis, menggambar, dan acara lainnya yang memakai tangan serta kerja samanya dengan mata.

Agar perkembangan fisiknya optimal, anak memerlukan kesempatan untuk melatih kemampuannya. Anak yang mempunyai kesempatan untuk merangkak secara bebas sanggup menyebarkan kemampuan merangkak yang lebih baik dibandingkan anak seusianya yang hanya sesekali dibiarkan merangkak. Demikian juga ketika anak berguru menaiki dan menuruni tangga.
Strategi yang paling baik ialah menunjukkan semangat kepada anak untuk melatih kemampuannya dengan tetap mengingat perkembangan fisik dan saraf-sarafnya.

Kemampuan mengendalikan gerakan


Setiap bayi mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, namun secara umum kemampuan bayi untuk mengendalikan gerakan tubuhnya berkembang selama 2 tahun pertama. Kemampuan mengendalikan gerakan ini terbagi menjadi dua bentuk.

a. Dari arah kepala ke kaki.
Bayi menyebarkan pengendalian gerakan dari serpihan atas tubuhnya ke serpihan kaki. Coba perhatikan, bayi niscaya bisa menahan posisi kepalanya semoga tegak sebelum ia bisa menahan posisi badannya untuk duduk. Bayi juga harus bisa menahan badannya untuk tegak ketika duduk, sebelum ia bisa berjalan.

b. Dari dada ke luar.
Bayi menyebarkan kemampuan mengendalikan gerakan dari serpihan tengah tubuhnya (kepala, dada, pinggang/perut) terlebih dahulu sebelum ia bisa mengendalikan gerakan tangan dan kakinya. Bayi sanggup mengangkat dadanya dari posisi tengkurap sebelum karenanya ia bisa menjangkau mainannya dengan tepat. Bayi juga akan menyebarkan kemampuannya mengambil benda dengan jari-jari tangannya sebelum ia bisa menendang bola dengan kakinya.

Kedua bentuk pengendalian gerakan ini sejalan dengan perkembangan otaknya. Dengan kata lain, serpihan dari otak yang mempunyai peranan dalam pengendalian gerakan kepala dan dada berkembang lebih cepat dibandingkan serpihan otak yang berafiliasi dengan gerakan lengan dan kaki. Bila kita memahami perkembangan kemampuan pengendalian gerakan ini, kita akan menyadari bahwa untuk bisa berjalan, anak memerlukan kematangan dari segala serpihan anggota tubuhnya, tidak hanya kakinya.

Anak yang kakinya sudah berpengaruh untuk melangkah dan menahan bobot tubuhnya, namun ia masih belum bisa untuk mengarahkan gerakan kepala dan menahan badannya semoga tegak, niscaya tidak bisa berjalan. Anak membutuhkan kestabilan tubuh serpihan atas dan pengendalian pinggul semoga ia sanggup seimbang ketika berjalan. Kaprikornus sebenarnya, anak berguru untuk bisa berjalan, jauh sebelum kaki-kakinya kuat, yaitu ketika ia gres lahir dan berguru mengangkat kepalanya untuk melihat lingkungan sekelilingnya.

Setiap anak itu unik


Inilah salah satu serpihan yang menakjubkan dari perkembangan bayi. Meskipun kebanyakan dari mereka melalui tahapan perkembangan fisiknya pada usia yang setara (misalnya, usia 6 bulan sanggup duduk tegak sendiri), namun variasinya sangat besar dalam cara menguasai kemampuan itu. Contoh paling terperinci terlihat ketika bayi merangkak dan berjalan. Bayi ibu dan ayah mungkin lebih bahagia merangkak dengan gaya merangkak berlutut menyerupai merangkak pada umumnya, sedangkan bayi lain merangkak dengan cara mengangkat lututnya sehingga ia bergerak hanya dengan tangan dan kakinya. Dua-duanya merangkak, tapi dengan caranya sendiri. Yang penting ialah tujuan perkembangannya tercapai. Jangan terlalu cemas jika ananda tidak mengikuti pola secara tepat, lantaran pada karenanya ia juga bisa menguasai kemampuan tersebut dengan caranya sendiri.

Motorik Halus - kerjasama tangan dan mata


Kemampuan gerakan halus melibatkan mata dan tangan untuk sanggup melaksanakan acara yang berkaitan dengan gerakan tangan. Namun ingat, meski kemampuan gerakan halus berkembang, anak belum memahami akhir dari acara yang dilakukannya. Itu sebabnya anak sanggup dengan hening merampas kacamata yang sedang kita kenakan, atau merobek-robek kertas yang ia temukan di atas meja. Perilaku ini masuk akal dan disebabkan oleh rasa ingin tau anak yang muncul terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagai orang dewasa, ibu dan ayah dibutuhkan mengerti dan membantu anak semoga sanggup melaksanakan proses penjelajahan dan latihan secara efektif dan aman. Untuk beberapa saat, ibu dan ayah harus terbiasa dengan rumah yang awut-awutan lantaran diacak-acak oleh anak. Tahan emosi dan kemarahan kita, lantaran sanggup mengakibatkan anak takut dan menolak untuk menjelajah. Padahal anak perlu berlatih semoga kemampuannya berkembang dengan baik.

Kemampuan kerjasama dan keseimbangan


Di awal penguasaan kemampuan geraknya, anak terlihat masih canggung dan sering tidak seimbang sehingga jatuh. Kondisi ini masuk akal lantaran anak gres saja menguasai keterampilan geraknya. Ibu dan ayah tidak perlu khawatir berlebihan apalagi hingga melindungi anak semoga ia tidak jatuh. Sikap demikian merugikan anak lantaran ia tidak menyebarkan iman diri bahwa ia bisa melaksanakan keterampilannya sendiri. Ingatlah, semua kemampuan didapatkan dari proses, tidak instan. Bantulah anak semoga ia sanggup melatih kemampuannya dengan lebih baik.

Faktor keamanan


Agar anak sanggup berkembang dengan baik, ibu dan ayah harus menyediakan lingkungan yang aman. Anak memerlukan area untuk melatih kemampuan geraknya, tidak hanya di dalam rumah, tetapi juga di luar rumah. Selain tetap mengawasi tingkah polah anak, ibu dan ayah juga harus memastikan keamanan peralatan yang dipakai anak untuk bermain. Demikian pula dengan benda-benda yang berada di sekitar anak, pastikan tidak ada yang membahayakan, terutama yang berukuran kecil atau sudut-sudut yang tajam.

Selengkapnya bisa anda download pada link berikut ini:

Buku Pedoman Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Pada Anak Usia 0-2 Tahun

Referensi: http://paudjateng.xahzgs.com

No comments:

Post a Comment