Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia. Menjadi modern bukan ditentukan oleh apa yang anda punya atau miliki, namun ditentukan oleh 'siapa anda'.
Modernisasi tidak ditentukan oleh banyaknya penggunaan produk-produk mutakhir atau terkini yang digunakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok masyarakat, namun ditentukan oleh perilaku orang dan masyarakat yang bersangkutan dalam kehidupannya.
Beberapa Ciri Masyarakat Modern
- Masyarakat yang kesejahteraanya bersumber pada modal maya (modal intelektual, modal sosial, modal etika, dan semangat).
- Menerima kebhinekaan sebagai hal yang kodrati dan memanfaatkannya sebagai sumber keunggulan.
- Masyarakat yang terbuka untuk mencar ilmu dari mana saja, sanggup menghargai hal-hal yang faktual yang ada pada masyarakat lain
- Masyarakat 'keseketikaan', semuanya bergerak dengan cepat, berubah dengan cepat, semuanya menjadi makin sementara.
- Masyarakat penuh dengan kebaruan yang bersumber pada kreativitas dan daya penemuan manusia.
- Masyarakat yang berkompetisi dan berhubungan (Kolaborasi) secara global dengan standard internasional.
- Masyarakat yang dewasa: memecahkan konflik dengan cara damai, tidak mencari kambing hitam, dan sanggup mengatur diri sendiri.
- Masyarakat produktif yang meritokratik: menghargai kerja keras, menghargai prestasi, tanpa mentalitas 'makan siang gratis'.
- Masyarakat yang sanggup menemukan keselarasan antara sopan santun universal dengan kearifan lokal.
- Masyarakat yang berusaha keras menghilangkan semua bentuk diskriminasi.
- Masyarakat yang memilih dengan terperinci perbedaan antara 'ranah publik' dan 'ranah pribadi'.
Membangun Masyarakat Modern Yang Berjatidiri
Tantangan pendidikan di Indonesia: menumbuhkan ciri-ciri modernitas pada masyarakat Indonesia dengan tetap menjaga jatidiri ke- Indonesia-an.
Mencegah bangsa Indonesia menjadi korban dari modernitas bangsa lain dan globalisasi. Tanpa ciri-ciri modernitas ini, bangsa Indonesia akan menjadi korban modernitas bangsa lain, bangsa Indonesia tidak akan sanggup berkontribusi dalam kemajuan bangsa-bangsa, bahkan mungkin hanya akan menjadi beban bagi bangsa lain.
Perubahan Pada Tatanan Kebijakan
Perubahan model-mental pembangunan: Menjadikan insan dan masyarakat berkualitas sebagai penghela kemajuan dan poros pembangunan bangsa.
Pendidikan islam untuk membangun kesadaran baru. Membangun kesadaran gres bahwa suatu hari Indonesia tidak sanggup bertumpu pada sumber daya alam lagi.
Pendidikan islam untuk pembangunan abjad di atas kompetensi: Pengembangan abjad hendaknya dijadikan penghela dari pengembangan diri seseorang, termasuk pengembangan kompetensinya.
Meningkatkan tugas masyarakat dan sektor swasta dalam membiayai pendidikan: Mengembangkan kebijakan pemerintah yang memberi insentif bagi swasta dan masyarakat untuk membiayai pembangunan.
Investasi besar-besaran pada peningkatan mutu guru: Menjadikan profesi guru sebagai profesi yang atraktif dan bermartabat (kembali).
Inovasi sosial dan penemuan teknologi untuk mempercepat peningkatan mutu guru dan daya jangkau pendidikan: Peningkatan percepatan mutu guru dan daya jangkau pendidikan tidak sanggup dilakukan dengan cara-cara lama; di sini diharapkan penemuan sosial dan penemuan teknologi untuk pendidikan.
Modernisasi melalui pendidikan islam yaitu proses pembangunan jiwa manusia, masyarakat dan bangsa.
Budaya
Budaya Malu
Budaya Jujur
Budaya Hidup Bersih
Budaya Tertib
Budaya Disiplin/Taat Asas
Budaya Tepat Waktu
Budaya Menghargai Karya/pendapat Orang lain
…………
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya
…………
(W.R. Supratman)
No comments:
Post a Comment