Sunday 3 February 2019

Jadi Cerdik Fungsi Dan Langkah Aktivitas Remedial Dan Pengayaan Siswa Khusus


Apa yang dilakukan bila ditemui kecerdasan dan bakat istimewa?
Kadang menemukan problem yang memerlukan penanganan khusus, menyerupai contohnya anak yang mempunyai kehusussan fisik, disabilitas intelektual, spectrum autis, problem psikotropika, penelantaran, stress berat s3ksval, yang sulit untuk ditangani di sekolah. Sehingga guru memerluakn kerjasama dengan para jago dan forum lain dari luar sekolah.

Fungsi konseling pada agenda remedial
Konseling dilakukan dikala guru telah memperoleh hasil penilaian otentik penerima didik. Peserta didik yang belum mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan dan guru telah memperoleh banyak sekali data pendukung (laporan orang tua, hasil observasi dan interview penerima didik, hasil investigasi guru BK atau konselor sekolah), maka proses konseling sanggup dilakukan.

Siapa yang mungkin terlibat dalam penanganan siswa khusus?
Dalam problem khusus guru kelas dapt melibatkan:

  • orang bau tanah atau wali murid: memperlihatkan dukungan, melaksanakan kerjasama, memperlihatkan keterangan yang dibutuhkan, bersedia untuk terlibat, pendampingan dan pengawasan terlaksananya pembelajaran remedial untuk siswa khusus.
  • guru bimbingan konseling dan konselor (jika ada): berhubungan dengan guru kelas serta orang bau tanah dalam memperlihatkan derma terlaksananya pembelajaran remedial, serta melaksanakan koordinasi dengan pihak sekolah.
  • ahli: psikolog, neorolog, jago gizi, terapis, dan lain-lain.

Langkah-langkah pelaksanaan agenda remedial dan pengayaan di sekolah


Identifikasi Permasalahan Pembelajaran
Secara umum identifikasi awal bisa dilakukan melalui:
a.Observasi
b.Wawancara terhadap penerima didik atau terhadap orang-orang di lingkungan penerima didik.

Ada 2 Faktor yang sanggup dikenali sebagai hal yang menghipnotis proses pembelajaran, antara lain: faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
1) Keadaan Fisik
Adanya variasi pada ciri-ciri fisik penerima didik besar lengan berkuasa pada proses belajar. Peserta didik yang mempunyai kesulitan melihat atau telinga amat mempengaruhinya dalam mendapatkan informasi di kelas.

Berikut ialah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru :

  • Memiliki data lengkap keadaan penerima didik (riwayat kesehatan, riwayat lahir, dan pengasuhan).
  • Peka dan tanggap terhadap adanya perbedaan fisik (anak yang terlalu tinggi/pendek, warna kulit yang ekstrem, keadaan fisik yang lemah, kekurangan yang menonjol).
  • Tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam interaksi sesama penerima didik di sekolah (anak yang tiba2 menjadi pendiam atau kasar atau menarik diri).
  • Tanggap terhadap kekhususan pada gerak badan tertentu (kikuk menyerupai yang sering tampak pada anak yang kutu buku, atau anak yang suka melaksanakan gerakan yang berulang-ulang).

2) Keadaan Fisiologis dan Neurologis
Keadaan gizi, kesehatan, riwayat kelahiran sangat menghipnotis kerja otak dan kemudian berdampak pada kemampuan mencar ilmu (konsentrasi, perembesan materi/daya tangkap, berpikir dan logika, dan memproses informasi). Kekhususan Cara Bepikir yang berbeda dengan anak pada umumnya (autis, asperger, add, adhd,dll) juga bisa menjadi hal yang perlu diwaspadai guru, alasannya ialah hal ini berdampak pada kemampuan belajarnya.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru:

  • Observasi terhadap setiap respon yang diberikan oleh penerima didik.
  • Wawancara (dialog) dengan penerima didik dan orang bau tanah (Penggalian informasi secara menyeluruh misalnya: kebiasaan, minat-kesukaan, acara sehari-hari).
  • Melakukan konsultasi dengan guru BK atau jago (psikolog, neurolog, terapis).

3) Kepribadian Anak
Kepribadian penerima didik sangat besar lengan berkuasa dalam proses pembelajaran. Terutama bila hal tersebut kurang dipahami oleh guru. Beberapa tipe kepribadian anak menyerupai introvert vs. ekstrovert, asertif vs. pasif, social vs. soliter, dll, perlu dipahami oleh guru sebagai materi dalam mengupayakan penanganan yang tepat. Guru juga perlu memperhatikan banyak sekali modalitas mencar ilmu : gaya belajar, gaya komunikasi, sikap dalam berhadapan dengan k0nflik.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru:

  • Melakukan observasi terhadap interaksi penerima didik sehari hari di kelas.
  • Melakukan pencatatan ihwal citra pribadi penerima didik.
  • Melakukan penyusunan data terkait dengan informasi menyeluruh mengenai penerima didik (data kesehatan, informasi seputar diri, data psikologis, dan lain-lain)

4) Potensi Peserta Didik
Kecerdasan (IQ)
Hal-hal yang mencakup kecerdasan antara lain hal-hal yang berkaitan kemampuan verbal, keterampilan problem solving dan kemampuan untuk tanggap dan penyesuaian dengan lingkungan dan problema kehidupan sehari-hari. Guru sanggup memperkirakan potensi tiap penerima didiknya melalui penilaian baik secara eksklusif (melalui pengamatan di kelas) maupun secara tidak eksklusif (melalui wawancara atau project) dari sikap ataupun respon penerima didik.

Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan di atas rata-rata maupun di bawah rata-rata, terkadang mempunyai permasalahan mencar ilmu yang perlu diperhatikan oleh guru.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Evaluasi eksklusif melalui kegiatan observasi
  • Menggali / mengumpulkan informasi terkait, melalui: wawancara eksklusif penerima didik, orang tua, catatan akademik (di kelas sebelumnya), maupun informasi melalui media massa.
  • Melakukan konsultasi dengan guru BK atau psikolog sekolah atau terapis.

Bakat dan Minat (multiple intelligence, kecenderungan akademik-non akademik)
Ragam potensi yang ada pada diri penerima didik yang bisa dikembangkan.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Mengenali keberagaman potensi dan bakat tiap penerima didik
  • Menghargai setiap perbedaan bakat yang dimiliki penerima didik
  • Tidak condong terhadap satu jenis bakat/prestasi tertentu (misalnya hanya focus pada penerima didik yang bakir matematika)
  • Memberikan kesempatan yang sama dan adil pada tiap penerima didik untuk unjuk kebolehan.

b. Faktor Eksternal
1) Kepribadian Guru
Kepribadian guru (introvert vs ektrovert, fleksibel vs. rigid, menyukai perubahan vs. menyukai hukum baku, menyenangkan vs. tidak menyenangkan) => berkaitan dengan kemampuan mencar ilmu anak

Hal-hal apa yang harus dilakukan guru :

  • Melakukan penilaian diri (dengan refleksi, meminta masukan dari rekan-rekan guru dan penerima didik)
  • Banyak membaca dan terbuka terhadap perkembangan gres (misalnya, bersedia untuk melaksanakan pembinaan pengembangan diri)

2) Kurikulum
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Memahami betul konten dan tujuan kurikulum (pembelajaran) sehingga ia tahu bagaimana harus mengimplementasikannya pada bermacam-macam situasi.
  • Mampu menentukan pendekatan yang sempurna dalam pembelajaran (kapan guru harus melaksanakan ceramah, diskusi, pengamatan di luar kelas)
  • Peka untuk sanggup menyajikan materi dengan cara bervariasi dan adil
  • Memberikan kiprah yang memadai untuk anak (masuk budi untuk dilakukan)
  • Menciptakan iklim mencar ilmu memotivasi anak untuk terlibat dalam kegiatan belajar,
  • Selalu memperlihatkan solusi dari setiap kesulitan penerima didik dalam memahami materi belajar.

3) Pengasuhan Keluarga (nilai-nilai keluarga, ekspektasi orang tua, sosial ekonomi)
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Melakukan identifikasi problem penerima didik melalui : wawancara orang tua, orang-orang terdekat anak, melaksanakan kunjungan rumah.
  • Menggali harapan-harapan orang bau tanah terkait dengan pendidikan anak-anaknya (misalnya keinginan orang bau tanah yang terlalu tinggi/terlalu rendah sanggup menjadikan anak bermasalah di sekolah).

4) Lingkungan Kelas dan Sekolah
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Memastikan apakah kelas dan lingkungan sekolah sudah memadai untuk kegiatan pembelajaran (misal: penerangan yang memadai, kebersihan sekolah, keberadaan kantin sekolah, kebersihan toilet, ventilasi udara, perpustakaan dan lain-lain).
  • Memastikan apakah sekolah dan lingkungan sekitar dalam kondisi yang aman dan aman bagi pembelajaran (misal: letak toilet yang jauh dari pengawasan guru, memastikan kantin yang bebas dari problem kek3rasan antar penerima didik).
  • Menciptakan suasana mencar ilmu yang aman dan nyaman (misal: memperlihatkan kesempatan bagi anak untuk rileks dan memancing minat mencar ilmu dengan bercerita hal-hal yang ringan atau bernyanyi).

2. Membuat Perencanaan
Setelah melaksanakan identifikasi awal terhadap permasalahan mencar ilmu anak, guru telah memperoleh pengetahuan yang utuh ihwal penerima didik dan mulai untuk menciptakan perencanaan.

Penetapan Perencanaan dilakukan melalui beberapa tahapan :

  • Menetapkan Tujuan Pembelajaran
  • Mengadaptasikan Kurikulum
  • Menyiapkan Media Pembelajaran
  • Menetapkan Strategi Pembelajaran
  • Menyiapkan materi-materi pendukung

3. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya ialah melaksanakan agenda pembelajaran remedial. Ada 3 fokus pementingan :

  • Penekanan pada keunikan penerima didik
  • Penekanan pada penyesuaian materi ajar
  • Penekanan pada strategi/metode pembelajaran

4. Evaluasi
Evaluasi melalui penilaian otentik dilakukan sesudah agenda Remedial simpulan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil evaluasi, bila penerima didik belum mencapai kompetensi minimal (tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali taktik pembelajaran yang diterapkannya atau melaksanakan identifikasi (analisa kebutuhan) terhadap penerima didik dengan lebih seksama.Apabila ternyata ditemukan problem khusus di luar kompetensi guru, guru sanggup menkonsultasikan dengan orang bau tanah untuk selanjutnya dirujuk atau dilakukan konsultasi dengan ahli.

Apabila penerima didik berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan, guru berhasil memperlihatkan pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi penerima didik, hal ini bisa dipertahankan sebagai materi tumpuan untuk rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi.

No comments:

Post a Comment