Showing posts with label Remedial. Show all posts
Showing posts with label Remedial. Show all posts

Sunday, 10 February 2019

Jadi Berakal Aliran Jadwal Remedial Dan Pengayaan Pada Kurikulum 2013 Terbaru


Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran penerima didik sanggup dievaluasi ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti aktivitas remedial, sedangkan penerima didik yang sudah men­capai KKM dinyatakan tuntas dan sanggup diberikan pengayaan.

A. Remedial
Remedial merupakan aktivitas pembelajaran yang diperuntukkan bagi penerima didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran re­medial diberikan segera sehabis penerima didik diketahui belum mencapai KKM.

Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak penerima didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu penerima didik untuk memahami kesulitan berguru yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesu­litan dengan memperbaiki sendiri cara berguru dan perilaku belajarnya yang sanggup mendorong tercapainya hasil berguru yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.

Metode yang dipakai pendidik dalam pembelajaran remedial juga sanggup bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan berguru yang dialami penerima didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami penerima didik. Pada pelaksanaan pembelajaran reme­dial, media pembelajaran juga harus betul ­betul disiapkan pendidik biar sanggup mempermudah penerima didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning.

Pelaksanaan pembelajaran remedial diadaptasi dengan jenis dan tingkat ke­sulitan yang sanggup dilakukan dengan cara:

  1. pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada bebe­rapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-­beda, sehingga memer­lukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan diadaptasi dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh penerima didik.
  2. pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa penerima didik yang mengalami kesu­litan sama.
  3. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua penerima didik mengalami ke­sulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan ma­teri, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
  4. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu penerima didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian penerima didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial intinya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan sanggup diberikan berulang­ ulang hingga mencapai KKM dengan waktu hingga batas tamat semester. Apabila hingga tamat semester pembelajaran remedial belum sanggup membantu penerima didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi penerima didik tersebut sanggup dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tun­tas (sesuai KKM) kepada penerima didik yang belum mencapai KKM.

Pemberian nilai KD bagi penerima didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), sanggup dipilih beberapa alternatif berikut:

a) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh penerima didik sehabis mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) mempunyai KKM se­besar 70. Seorang penerima didik, Andi memperoleh nilai PH­1 (KD 3.1) sebesar 50. Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH­1 yang diperoleh Andi yakni sebesar 80.

Keuntungan memakai ketentuan ini:
(1) Meningkatkan motivasi penerima didik selama mengikuti pembelajaran re­medial alasannya yakni penerima didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
(2) Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip berguru tuntas ( mastery learning ).

Kelemahan memakai ketentuan ini:
Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75) dan nilai­nya dilampaui oleh penerima didik yang mengikuti remedial (misalnya, Andi dengan nilai 80), kemungkinan Wati mempunyai perasaan diperlakukan “tidak adil” oleh pendidik.

b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata ­rata antara nilai capaian awal (se­belum mengikuti remedial) dan capaian tamat (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan:

(1) Jika capaian tamat telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh ni­lai 90) dan sehabis dirata ­rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Badar yakni 60) ternyata hasil rata­ rata telah melebihi KKM (nilai 75), maka hasil rata­rata (nilai 75) sebagai nilai perolehan penerima didik terse­but (Badar).

(2) Jika capaian tamat telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh nilai 80) dan sehabis dirata­ rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Andi yakni 50) ternyata hasil rata ­rata belum mencapai KKM (nilai 65), maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70. Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meski­pun Alternatif 2 ini tidak mempunyai dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan menunjukkan kesempatan yang sama bagi semua penerima didik untuk mengikuti tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada pe­serta didik bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil yakni nilai hasil tes tersebut atau nilai terakhir.

c) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah un­tuk suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai penerima didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

B. Pengayaan
Pengayaan merupakan aktivitas pembelajaran yang diberikan kepada penerima didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan yakni pendalaman dan ekspansi dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan se­gera sehabis penerima didik diketahui telah mencapai KKM menurut hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang ­kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan sanggup dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok penerima didik yang mempunyai minat tertentu diberikan kiprah untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran seko­lah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan problem yang diberikan kepada penerima didik berupa pemecahan problem nyata. Selain itu, secara kelompok penerima didik sanggup diminta untuk menuntaskan sebuah pro­yek atau penelitian ilmiah.

2) Belajar mandiri, yaitu secara sanggup bangun diatas kaki sendiri penerima didik berguru mengenai sesu­atu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan problem nyata, kiprah proyek, ataupun penelitian ilmiah juga sanggup dilakukan oleh penerima didik secara sanggup bangun diatas kaki sendiri jikalau kegiatan tersebut diminati secara individu.

Selengkapnya sanggup anda simak postingan ini:
Panduan Teknis Program Pembelajaran Remedial SD MI Kurikulum 2013

Demikian dari kami, semoga sanggup mambantu dan bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin...

Jadi Pintar Langkah Jadwal Remedial Hasil Evaluasi Siswa Sd Mi Kurikulum 2013


Hasil evaluasi pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk memperoleh isu wacana pencapaian kompetensi akseptor didik. Hasil analisis dipakai untuk mengidentifikasi akseptor didik yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) KD mata/muatan pelajaran. Bagi akseptor didik yang belum mencapai KKM KD, pendidik harus menindaklanjuti dengan remedial, sedangkan bagi akseptor didik yang telah mencapai KKM KD, pendidik sanggup menunjukkan pengayaan.

Program remedial ialah aktivitas pembelajaran yang diperuntukkan bagi akseptor didik yang belum mencapai KKM KD muatan pelajaran. Program remedial dilakukan untuk memfasilitasi akseptor didik dalam mencapai hasil berguru yang optimal. Metode yang dipakai dalam pembelajaran remedial bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang permasalahan pembelajaran yang dialami akseptor didik. Setelah akseptor didik mengikuti aktivitas remedial dilakukan evaluasi kembali untuk mengetahui ketercapaian KD.

A. Pelaksanaan Program Remedial


Pelaksanaan aktivitas remedial sanggup dilakukan dengan cara: Pemberian bimbingan secara perorangan kalau ada beberapa akseptor didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda sehingga memerlukan bimbingan secara individual.

Pemberian bimbingan secara kelompok kalau terdapat beberapa akseptor didik mengalami kesulitan yang sama. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda kalau semua akseptor didik mengalami kesulitan.

Pemberian bimbingan sanggup diberikan melalui tugas-tugas latihan secara khusus dengan memanfaatkan tutor sebaya baik secara individu maupun kelompok. Apabila tingkat kesulitan yang dialami oleh akseptor didik memerlukan bimbingan khusus, bimbingan harus dilakukan oleh pendidik secara individual maupun kelompok.

B. Prinsip-prinsip aktivitas remedial


  1. Adaptif; Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan akseptor didik untuk berguru sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya berguru masing-masing.
  2. Interaktif; Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan pendidik untuk secara intensif berinteraksi dengan akseptor didik dan selalu menunjukkan monitoring dan pengawasan biar mengetahui kemajuan berguru akseptor didik.
  3. Berbagai metode pembelajaran dan penilaian; Pembelajaran remedial perlu memakai banyak sekali metode pembelajaran dan metode evaluasi yang sesuai dengan karakteristik akseptor didik.
  4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin; Umpan balik berupa isu yang diberikan kepada akseptor didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin biar sanggup menghindari kesalahan berguru yang berlarut-larut dan mendeteksi sedini mungkin kesulitan belajar.
  5. Berkesinambungan; Pembelajaran remedial dilakukan berkesinambungan dengan proses pembelajaran dan pendidik harus selalu menyediakan aktivitas remedial sesuai dengan kebutuhan.

C. Langkah-langkah aktivitas remedial


Langkah-langkah aktivitas remedial sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran menurut hasil analisis terhadap Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah Semester (PTS). Permasalahan pembelajaran, antara lain keunikan akseptor didik, bahan ajar, dan taktik belajar.
  2. Menyusun perencanaan menurut permasalahan pembelajaran
  3. Melaksanakan aktivitas remedial.
  4. Melaksanakan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan akseptor didik.
  5. Menetapkan nilai yang diperoleh akseptor didik sesudah aktivitas remedial sebagai nilai simpulan capaian KD muatan pelajaran.

Contoh perolehan nilai evaluasi harian mata pelajaran Matematika:
Andi = 90
Wati = 70
Indah = 62
Bagus = 58

Apabila KKM mata pelajaran matematika = 70, Indah dan Bagus harus mengikuti aktivitas remidial. Setelah mengikuti aktivitas remidial dan dites kembali, urutan perolehan nilai sebagai berikut :
Bagus = 93
Indah = 85

Dari hasil perolehan nilai di atas, nilai simpulan matematika untuk tes tersebut sanggup ditetapkan beberapa alternatif sebagai berikut:

a. Menggunakan nilai batas KKM, maka nilai Bagus dan Indah 70. Namun alternatif ini akan dianggap kurang adil oleh Bagus alasannya nilai Bagus lebih tinggi daripada Indah ketika tes sesudah remedial. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi timbulnya rasa ketidakadilan, guru dan siswa perlu menyepakati dari awal prosedur evaluasi ini.

b. Menggunakan nilai rerata dari nilai perolehan awal dan nilai tes sesudah remedial. Bagus (58+93:2=75.5), Indah (62+85:2=73.5). Alternatif ini akan merugikan bagi siswa yang menerima perolehan nilai awal sangat rendah meskipun nilai tes sesudah remedial sangat tinggi. Misalnya nilai seorang siswa sebelum remedial 20, dan tes sesudah remedial 90. Siswa tersebut menerima nilai (20+90:2=55). Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi potensi yang sanggup merugikan siswa, guru sanggup menunjukkan pembobotan.

c. Menggunakan nilai capaian simpulan sesudah remedial, maka nilai Bagus 93 dan Indah 85. Namun alternatif ini akan dianggap kurang adil oleh Andi dan Wati. Oleh alasannya itu, Andi dan Wati harus diberi kesempatan yang sama untuk meningkatkan nilai capaian akhir. Karena Andi dan Wati sudah melampaui nilai KKM, mereka berhak untuk mengikuti aktivitas pengayaan. Setelah mengikuti aktivitas pengayaan, Andi dan Wati bersama teman-teman yang mengikuti aktivitas remedial, mengikuti tes kembali. Sesuai kesepakatan, maka nilai yang dipakai merupakan nilai simpulan sesudah tes baik remedial maupun pengayaan.

Selengkapnya sanggup anda unduh pada panduan berikut ini
Panduan evaluasi siswa SD MI K13

Monday, 4 February 2019

Jadi Berilmu Panduan Teknis Kegiatan Pembelajaran Remedial Sd Mi Kurikulum 2013


Program Remedial yaitu acara pembelajaran yang diberikan kepada penerima didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu. Metode yang dipakai sanggup bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan berguru yang dialami penerima didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami penerima didik.

Pada acara pembelajaran remedial, media berguru harus betul-betul disiapkan guru biar sanggup mempermudah penerima didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit.Alat penilaian yang dipakai dalam pembelajaran remedial pun perlu diubahsuaikan dengan kesulitan berguru yang dialami penerima didik.

Mengapa diharapkan pembelajaran remedial?


Setiap guru berharap penerima didiknya sanggup mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Berdasarkan permendikbud No.65 wacana Standar Proses,No.66 thn 2013 wacana standar penilaian, setiap pendidik hendaknya memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar), maka acara pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam acara pembelajaran remedial guru akan membantu penerima didik, untuk memahami kesulitan berguru yang dihadapinya, mengatasi kesulitannya tersebut dengan memperbaiki cara berguru dan perilaku berguru yang sanggup mendorong tercapainya hasil berguru yang optimal.

PENTING UNTUK DIPAHAMI GURU
Remedial bukan mengulang tes (ulangan harian) dengan bahan yang sama, tetapi guru memperlihatkan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum dikuasai oleh penerima didik melalui upaya tertentu. Setelah perbaikan pembelajaran dilakukan, guru melaksanakan tes untuk mengetahui apakah penerima didik telah memenuhi kompetensi minimal dari KD yang diremedialkan.

Kapan dilakukan acara pembelajaran remedial?


Mengacu pada permendikbud 65 wacana Standar Proses,No.66 thn 2013 : “Hasil penilaian otentik sanggup dipakai oleh guru untuk merencanakan acara perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment) atau pelayanan konseling.

Penilaian yang dimaksud yaitu tidak terpaku pada hasil tes (ulangan harian) pada KD tertentu. Penilaian juga bisa dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung (dari aspek pengetahuan, perilaku ataupun keterampilan).

Pembelajaran remedial dilakukan ketika penerima didik teridentifikasi oleh guru mengalami kesulitan terhadap penguasaan bahan pada KD tertentu yang sedang berlangsung. Guru sanggup pribadi (segera) melaksanakan perbaikan pembelajaran (remedial) sesuai dengan kesulitan penerima didik tersebut, tanpa menunggu hasil tes (ulangan harian). Program pembelajaran remedial dilaksanakan di luar jam pelajaran efektif atau ketika proses pembelajaran berlangsung (bila memungkinkan).

Berapa usang acara pembelajaran remedial dilakukan?


Program pembelajaran remedial dilaksanakan hingga penerima didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan (tujuan tercapai).Ketika penerima didik telah mencapai kompetensi minimalnya (setelah acara pembelajaran remedial dilakukan), maka pembelajaran remedial tidak perlu dilanjutkan.

Bagaimana acara pembelajaran remedial dilakukan?


Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual maupun secara berkelompok (bila terdapat beberapa penerima didik yang mengalami kesulitan pada KD yang sama).

Beberapa metode pembelajaran yang sanggup dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran remedial yaitu : pembelajaran individual, tunjangan tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya.

Aktivitas guru dalam pembelajaran remedial, antara lain : memperlihatkan embel-embel klarifikasi atau contoh, memakai taktik pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran yang lalu, memakai banyak sekali jenis media.Setelah penerima didik mendapat perbaikan pembelajaran,ia perlu menempuh penilaian, untuk mengetahui apakah penerima didik sudah menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.

Siapa yang melaksanakan acara pembelajaran remedial?


Yang melaksanakan acara pembelajaran remedial yaitu Guru kelas. Guru kelas sanggup melaksanakan identifikasi terhadap kesulitan penerima didik dan pribadi menciptakan perencanaan pembelajar an remedial. (misal mencari metode dan acara yang lebih tepat, mencari dan menetapkan waktunya).


Panduan Teknis Program Pembelajaran Remedial SD MI Kurikulum 2013

Prinsip-prinsip Program Remedial


Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:

  1. Adaptif: Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan penerima didik untuk berguru sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya berguru masing-masing.
  2. Interaktif: Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk secara intensif berinteraksi dengan penerima didik dan selalu memperlihatkan monitoring dan pengawasan biar mengetahui kemajuan berguru penerima didiknya.
  3. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian: Pembelajaran remedial perlu memakai banyak sekali metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik penerima didik.
  4. Pemberian umpan balik sesegera mungkin:Umpan balik berupa warta yang diberikan kepada penerima didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin biar sanggup menghindari kekeliruan berguru yang berlarut-larut.
  5. Pelayanan sepanjang waktu:Pembelajaran remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia biar setiap dikala penerima didik sanggup mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

Jadi Akil Langkah-Langkah Pembelajaran Remedial Sd Mi Kurikulum 2013


1. Identifikasi Permasalahan Pembelajaran
Penting untuk memahami bahwa "tidak ada dua individu yang persis sama di dunia ini", begitu juga penting untuk memahami bahwa akseptor didik pun mempunyai bermacam-macam variasi baik kemampuan, kepribadian, tipe dan gaya mencar ilmu maupun latar belakang sosial-budaya. Oleh akibatnya guru perlu melaksanakan identifikasi terhadap keseluruhan permasalahan pembelajaran.

Secara umum identifikasi awal bisa dilakukan melalui :
a. Observasi (selama proses pembelajaran)
b. Penilaian otentik (bisa melalui tes/ulangan harian atau evaluasi proses)

Permasalahan pembelajaran bisa dikategorikan ke dalam 3 fokus perhatian:

a) Permasalahan pada keunikan akseptor didik
Keberagaman individu sanggup membedakan hasil mencar ilmu dan permasalahan mencar ilmu pada akseptor didik. Ada akseptor didik yang cenderung lebih aktif dan bahagia praktik secara langsung, ada yang cenderung mengamati, ada yang lebih hening dan suka membaca. Di kelas, guru juga perlu mempunyai wawasan lebih menyeluruh mengenai latar belakang keluarga dan sosial budaya. Peserta didik yang dibesarkan dalam keluarga pedagang, tentu mempunyai keterampilan berbeda dengan keluarga petani atau nelayan. Peserta didik yang berasal dari keluarga yang terpecah, mungkin berbeda dengan akseptor didik yang berasal dari keluarga serasi dan mendukung kegiatan belajar.

b) Permasalahan pada materi ajar
Rancangan pembelajaran telah disiapkan dalam buku guru dan buku siswa. Pada praktiknya, tidak semua yang disajikan dalam materi ajar, sesuai dengan kompetensi akseptor didik. Guru bisa sajamenemukan bahwa materi bimbing (KD) yang disajikan dalam buku terlalu tinggi bagi akseptor didik tertentu. Oleh lantaran itu perlu disiapkan aneka macam alternatif pola kegiatan pembelajaran yang bi sa dipakai guru untuk mengatasai permasalahan pembelajaran ini. (contoh dan alternatif kegiatan untuk siswa yang merasa kesulitan terhadap materi ajar, bisa dilihat dalam buku “Panduan Teknis Penggunaan Buku Guru dan Siswa).

c) Permasalahan pada taktik pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya tidak hanya terpaku pada satu taktik atau metode pembelajaran saja. Dikarenakan tipe dan gaya mencar ilmu akseptor didik sangat bervariasi termasuk juga minat dan bakatnya, maka guru perlu mengidentifikasi apakah kesulitan akseptor didik dalam menguasai materi disebabkan oleh taktik atau metode mencar ilmu yang kurang sesuai.

2. Perencanaan
Setelah melaksanakan identifikasi awal terhadap permasalahan mencar ilmu anak, guru telah memperoleh pengetahuan yang utuh perihal akseptor didik dan mulai untuk menciptakan perencanaan. Dengan melihat bentuk kebutuhan dan tingkat kesulitan yang dialami akseptor didik, guru bisa merencanakan kapan waktu dan cara yang sempurna untuk melaksanakan pembelajaran remedial.

Pada prinsipnya pembelajaran bisa dilakukan :
a. Segera sehabis guru mengidentifikasi kesulitan akseptor didik dalam proses pembelajaran
b. Menetapkan waktu khusus di luar jam mencar ilmu efektif.

Dalam perencanaaan guru perlu menyiapkan hal-hal yang mungkin diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, ibarat :
a. Menyiapkan Media Pembelajaran
b. Menyiapkan contoh-contoh dan alternatif aktifitas
c. Menyiapkan materi-materi dan alat pendukung

3. Pelaksanaan
Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya yakni melaksanakan acara pembelajaran remedial. Ada 3 fokus penekanan:
1. Penekanan pada keunikan akseptor didik
2. Penekanan pada alternative pola dan kegiatan terkait materi ajar
3. Penekanan pada strategi/metode pembelajaran

4. Penilaian Otentik
Penilaian otentik dilakukan sehabis pemebalajaran remedial simpulan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil penilaian, bila akseptor didik belum mencapai kompetensi minimal (tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali taktik pembelajaran remedial yang diterapkannya atau melaksanakan identifikasi (analisa kebutuhan) terhadap akseptor didik dengan lebih seksama.

Apabila akseptor didik berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan, guru berhasil memperlihatkan pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi akseptor didik, hal ini bisa dipertahankan sebagai materi referensi bagi rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi.

Apabila ternyata ditemukan kasus khusus di luar kompetensi guru, guru sanggup menkonsultasikan dengan orang bau tanah untuk selanjutnya dilakukan konsultasi dengan ahli.

Selengkapnya file pedoman remedial ini bisa anda simak pada artikel berikut:
Pedoman Program Remedial SD MI Kurikulum 2013

supaya bermanfaat...

Jadi Cendekia Pengertian, Jenis Dan Langkah Jadwal Pengayaan Sd Mi Kurikulum 2013


Pengertian Program Pengayaan: Dalam kurikulum dirumuskan secara terang kompetensiinti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai akseptor didik. Penguasaan KI dan KD setiap akseptor didik diukur dengan memakai sistem evaluasi pola kriteria (PAK). Jika seorang akseptor didik mencapai standar tertentu maka akseptor didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Oleh alasannya itu acara pengayaan sanggup diartikan: memperlihatkan aksesori / ekspansi pengalaman atau kegiatan akseptor didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan berguru yang ditentukan oleh kurikulum.

Metode yang dipakai sanggup bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan berguru yang dialami akseptor didik.Dalam acara pengayaan, media berguru harus betul-betul disiapkan guru supaya sanggup memfasilitasi akseptor didik dalam menguasai bahan yang diberikan.

Apa saja yang sanggup dilakukan dalam acara pengayaan?
Guru bisa memperlihatkan pendalaman dan ekspansi dari KD yang sedang diajarkan atau memperlihatkan bahan dalam KD yang berikutnya.

Mengapa dibutuhkan acara pengayaan?
Berdasarkan Permendikbud No.54, 64, 65, 66 dan 67 Tahun 2013 intinya menganut sistem pembelajaran berbasis acara atau kegiatan, kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual akseptor didik.

Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka acara pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak.

Dalam acara pengayaan, guru memfasilitasi akseptor didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta bisa mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kapan dilakukan acara pengayaan?
Program pengayaan dikala akseptor didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan berguru yang ditentukan oleh kurikulum . Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-program atau acara yang sesuai KD untuk memfasilitasi akseptor didik.

Bagaimana acara pengayaan dilakukan?
Program pengayaan diberikan kepada akseptor didik yang telah melampaui ketuntasan berguru dengan memerlukan waktu lebih sedikit daripada teman-teman lainnya. Waktu yang masih tersedia sanggup dimanfaatkan akseptor didik untuk memperdalam/memperluas atau membuatkan sampai mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan ilmiah (scientific approach).

Guru sanggup memfasilitasi akseptor didik dengan memperlihatkan aneka macam sumber belajar, antara lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar, dll.

Jenis-jenis Program Pengayaan


  1. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada akseptor didik. Sajian yang dimaksud misalnya : bisa berupa insiden sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
  2. Keterampilan proses yang dibutuhkan oleh akseptor didik supaya berhasil dalam melaksanakan pendalaman dan pemeriksaan terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
  3. Pemecahan duduk masalah yang diberikan kepada akseptor didik yang mempunyai kemampuan berguru lebih tinggi berupa pemecahan duduk masalah aktual dengan memakai pendekatan pemecahan duduk masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.

Pemecahan duduk masalah ditandai dengan:

  1. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
  2. Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
  3. Penggunaan aneka macam sumber;
  4. Pengumpulan data memakai teknik yang relevan;
  5. Analisis data;
  6. Penyimpulan hasil investigasi.

Sekolah tertentu, khususnya yang mempunyai akseptor didik lebih cepat dalam berguru dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, sanggup menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standar isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan mempunyai keunggulan khusus.

Siapa yang terlibat dalam acara pengayaan?
Yang melaksanakan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan acara pengayaan yakni guru kelas.Apabila diperlukan, guru sanggup melaksanakan kerjasama dengan narasumber (apabila dibutuhkan) dalam melaksanakan acara pengayaan.

Prinsip-prinsip Program Pengayaan


Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengonsep acara pengayaan berdasarkan Khatena (1992):

1. Inovasi
Guru perlu menyesuaikan acara yang diterapkannya dengan kekhasan akseptor didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan budaya akseptor didik.

2. Kegiatan yang memperkaya
Dalam menyusun bahan dan mendisain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.

3. Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi
Misalnya dengan memperlihatkan project, pengembangan minat dan aktivitas-akitivitas menggugah (playful ). Menerapkan gosip terbaru, hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.

Sedangkan Passow (1993) menyarankan bahwa dalam merancang acara pengayaan, penting untuk memperhatikan 3 hal :

1. Keluasan dan kedalaman dari pendekatan yang digunakan
Pendekatan dan bahan yang diberikan tidak hanya berisi yang yang luarnya (kulit-kulitnya) saja tetapi diberikan dengan lebih menyeluruh dan lebih mendalam. Contoh : membahas mengenai prinsip Phytagoras, tidak hanya memperlihatkan rumus dan pemecahan soal saja tetapi juga memperlihatkan pemahaman yang luas dari mulai sejarah terbentuknya hukum-hukum phytagoras dan bagaimana penerapan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tempo dan kecepatan dalam membawakan program.

Sesuaikan cara dukungan bahan dengan tempo dan kecepatan akseptor didik dalam menangkap bahan yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan kecepatan daya tangkap yang dimiliki akseptor didik sehingga bahan sanggup diberikan dengan lebih mendalam dan lebih dinamis untuk menghindari kebosanan alasannya akseptor didik yang telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan di kelas.

3. Memperhatikan isi dan tujuan dari bahan yang diberikan

Hal ini bertujuan supaya kurikulum yang dirancang lebih sempurna guna dan responsif terhadap kebutuhan akseptor didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa acara pengayaan berbeda dengan acara akselerasi alasannya pengayaan dirancang dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari akseptor didik.

Untuk Contoh Rancangan Program Pengayaan SD MI Kurikulum 2013 ini bisa anda dapatkan filenya pada artikel berikut ini:
Pedoman Program Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Langkah-langkah Program Pengayaan


Langkah-langkah dalam acara pengayaan tidak terlalu jauh berbeda dengan acara pembelajaran remedial.Diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Guru tidak perlu menunggu diperolehnya evaluasi otentik terhadap kemampuan akseptor didik. Apabila melalui observasi dalam proses pembelajaran, akseptor didik sudah terindikasi mempunyai kemampuan yang lebih dari sahabat lainya, bisa ditandai dengan: penguasaan bahan yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat.

Sehingga akseptor didik seringkali mempunyai waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya beliau menuntaskan kiprah atau menguasai materi.Disinilah dibutuhkan kepekaan guru dalam merencanakan dan tetapkan untuk melaksanakan acara pengayaan.

Winner, 1996, dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik, akseptor didik yang berbakat antara lain :

1. Peserta didik berbakat biasanya cermat dalam setiap hal atau pun kesempatan dimana mereka harus memakai kemampuannya.
Mereka yakni belum dewasa yang selalu menjadi yang pertama dalam menguasai suatu pelajaran dengan perjuangan yang juga minimal dibandingkan teman-teman atau akseptor didik-peserta didik yang yang dikarenakan mereka semenjak lahir mempunyai kemampuan yang tinggi dalam satu atau beberapa bidang.

2. Dalam kehidupan sehari-hari, akseptor didik yang berbakat sanggup berhasil memecahkan duduk masalah secara sempurna dengan cara yang ia kembangkan atau ia temukan sendiri. Peserta didik yang berbakat sanggup menangkap atau lebih menyukai petunjuk yang tidak eksplisit dibandingkan dengan akseptor didik yang lain

3. Memiliki hasrat untuk ”menguasai”. Mereka mempunyai hasrat, obsesi dan minat dan kemampuan untuk fokus, sehingga sangat gampang baginya untuk memahami dan menguasai suatu hal.

Guru diharapkan lebih peka dalam mengenali akseptor didik yang mempunyai karakteristik ini, dikarenakan mereka mempunyai kebutuhan yang juga berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.

Sunday, 3 February 2019

Jadi Cerdik Fungsi Dan Langkah Aktivitas Remedial Dan Pengayaan Siswa Khusus


Apa yang dilakukan bila ditemui kecerdasan dan bakat istimewa?
Kadang menemukan problem yang memerlukan penanganan khusus, menyerupai contohnya anak yang mempunyai kehusussan fisik, disabilitas intelektual, spectrum autis, problem psikotropika, penelantaran, stress berat s3ksval, yang sulit untuk ditangani di sekolah. Sehingga guru memerluakn kerjasama dengan para jago dan forum lain dari luar sekolah.

Fungsi konseling pada agenda remedial
Konseling dilakukan dikala guru telah memperoleh hasil penilaian otentik penerima didik. Peserta didik yang belum mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan dan guru telah memperoleh banyak sekali data pendukung (laporan orang tua, hasil observasi dan interview penerima didik, hasil investigasi guru BK atau konselor sekolah), maka proses konseling sanggup dilakukan.

Siapa yang mungkin terlibat dalam penanganan siswa khusus?
Dalam problem khusus guru kelas dapt melibatkan:

  • orang bau tanah atau wali murid: memperlihatkan dukungan, melaksanakan kerjasama, memperlihatkan keterangan yang dibutuhkan, bersedia untuk terlibat, pendampingan dan pengawasan terlaksananya pembelajaran remedial untuk siswa khusus.
  • guru bimbingan konseling dan konselor (jika ada): berhubungan dengan guru kelas serta orang bau tanah dalam memperlihatkan derma terlaksananya pembelajaran remedial, serta melaksanakan koordinasi dengan pihak sekolah.
  • ahli: psikolog, neorolog, jago gizi, terapis, dan lain-lain.

Langkah-langkah pelaksanaan agenda remedial dan pengayaan di sekolah


Identifikasi Permasalahan Pembelajaran
Secara umum identifikasi awal bisa dilakukan melalui:
a.Observasi
b.Wawancara terhadap penerima didik atau terhadap orang-orang di lingkungan penerima didik.

Ada 2 Faktor yang sanggup dikenali sebagai hal yang menghipnotis proses pembelajaran, antara lain: faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
1) Keadaan Fisik
Adanya variasi pada ciri-ciri fisik penerima didik besar lengan berkuasa pada proses belajar. Peserta didik yang mempunyai kesulitan melihat atau telinga amat mempengaruhinya dalam mendapatkan informasi di kelas.

Berikut ialah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru :

  • Memiliki data lengkap keadaan penerima didik (riwayat kesehatan, riwayat lahir, dan pengasuhan).
  • Peka dan tanggap terhadap adanya perbedaan fisik (anak yang terlalu tinggi/pendek, warna kulit yang ekstrem, keadaan fisik yang lemah, kekurangan yang menonjol).
  • Tanggap terhadap perubahan yang terjadi dalam interaksi sesama penerima didik di sekolah (anak yang tiba2 menjadi pendiam atau kasar atau menarik diri).
  • Tanggap terhadap kekhususan pada gerak badan tertentu (kikuk menyerupai yang sering tampak pada anak yang kutu buku, atau anak yang suka melaksanakan gerakan yang berulang-ulang).

2) Keadaan Fisiologis dan Neurologis
Keadaan gizi, kesehatan, riwayat kelahiran sangat menghipnotis kerja otak dan kemudian berdampak pada kemampuan mencar ilmu (konsentrasi, perembesan materi/daya tangkap, berpikir dan logika, dan memproses informasi). Kekhususan Cara Bepikir yang berbeda dengan anak pada umumnya (autis, asperger, add, adhd,dll) juga bisa menjadi hal yang perlu diwaspadai guru, alasannya ialah hal ini berdampak pada kemampuan belajarnya.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru:

  • Observasi terhadap setiap respon yang diberikan oleh penerima didik.
  • Wawancara (dialog) dengan penerima didik dan orang bau tanah (Penggalian informasi secara menyeluruh misalnya: kebiasaan, minat-kesukaan, acara sehari-hari).
  • Melakukan konsultasi dengan guru BK atau jago (psikolog, neurolog, terapis).

3) Kepribadian Anak
Kepribadian penerima didik sangat besar lengan berkuasa dalam proses pembelajaran. Terutama bila hal tersebut kurang dipahami oleh guru. Beberapa tipe kepribadian anak menyerupai introvert vs. ekstrovert, asertif vs. pasif, social vs. soliter, dll, perlu dipahami oleh guru sebagai materi dalam mengupayakan penanganan yang tepat. Guru juga perlu memperhatikan banyak sekali modalitas mencar ilmu : gaya belajar, gaya komunikasi, sikap dalam berhadapan dengan k0nflik.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru:

  • Melakukan observasi terhadap interaksi penerima didik sehari hari di kelas.
  • Melakukan pencatatan ihwal citra pribadi penerima didik.
  • Melakukan penyusunan data terkait dengan informasi menyeluruh mengenai penerima didik (data kesehatan, informasi seputar diri, data psikologis, dan lain-lain)

4) Potensi Peserta Didik
Kecerdasan (IQ)
Hal-hal yang mencakup kecerdasan antara lain hal-hal yang berkaitan kemampuan verbal, keterampilan problem solving dan kemampuan untuk tanggap dan penyesuaian dengan lingkungan dan problema kehidupan sehari-hari. Guru sanggup memperkirakan potensi tiap penerima didiknya melalui penilaian baik secara eksklusif (melalui pengamatan di kelas) maupun secara tidak eksklusif (melalui wawancara atau project) dari sikap ataupun respon penerima didik.

Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan di atas rata-rata maupun di bawah rata-rata, terkadang mempunyai permasalahan mencar ilmu yang perlu diperhatikan oleh guru.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Evaluasi eksklusif melalui kegiatan observasi
  • Menggali / mengumpulkan informasi terkait, melalui: wawancara eksklusif penerima didik, orang tua, catatan akademik (di kelas sebelumnya), maupun informasi melalui media massa.
  • Melakukan konsultasi dengan guru BK atau psikolog sekolah atau terapis.

Bakat dan Minat (multiple intelligence, kecenderungan akademik-non akademik)
Ragam potensi yang ada pada diri penerima didik yang bisa dikembangkan.

Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Mengenali keberagaman potensi dan bakat tiap penerima didik
  • Menghargai setiap perbedaan bakat yang dimiliki penerima didik
  • Tidak condong terhadap satu jenis bakat/prestasi tertentu (misalnya hanya focus pada penerima didik yang bakir matematika)
  • Memberikan kesempatan yang sama dan adil pada tiap penerima didik untuk unjuk kebolehan.

b. Faktor Eksternal
1) Kepribadian Guru
Kepribadian guru (introvert vs ektrovert, fleksibel vs. rigid, menyukai perubahan vs. menyukai hukum baku, menyenangkan vs. tidak menyenangkan) => berkaitan dengan kemampuan mencar ilmu anak

Hal-hal apa yang harus dilakukan guru :

  • Melakukan penilaian diri (dengan refleksi, meminta masukan dari rekan-rekan guru dan penerima didik)
  • Banyak membaca dan terbuka terhadap perkembangan gres (misalnya, bersedia untuk melaksanakan pembinaan pengembangan diri)

2) Kurikulum
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Memahami betul konten dan tujuan kurikulum (pembelajaran) sehingga ia tahu bagaimana harus mengimplementasikannya pada bermacam-macam situasi.
  • Mampu menentukan pendekatan yang sempurna dalam pembelajaran (kapan guru harus melaksanakan ceramah, diskusi, pengamatan di luar kelas)
  • Peka untuk sanggup menyajikan materi dengan cara bervariasi dan adil
  • Memberikan kiprah yang memadai untuk anak (masuk budi untuk dilakukan)
  • Menciptakan iklim mencar ilmu memotivasi anak untuk terlibat dalam kegiatan belajar,
  • Selalu memperlihatkan solusi dari setiap kesulitan penerima didik dalam memahami materi belajar.

3) Pengasuhan Keluarga (nilai-nilai keluarga, ekspektasi orang tua, sosial ekonomi)
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Melakukan identifikasi problem penerima didik melalui : wawancara orang tua, orang-orang terdekat anak, melaksanakan kunjungan rumah.
  • Menggali harapan-harapan orang bau tanah terkait dengan pendidikan anak-anaknya (misalnya keinginan orang bau tanah yang terlalu tinggi/terlalu rendah sanggup menjadikan anak bermasalah di sekolah).

4) Lingkungan Kelas dan Sekolah
Hal-hal yang perlu dilakukan guru :

  • Memastikan apakah kelas dan lingkungan sekolah sudah memadai untuk kegiatan pembelajaran (misal: penerangan yang memadai, kebersihan sekolah, keberadaan kantin sekolah, kebersihan toilet, ventilasi udara, perpustakaan dan lain-lain).
  • Memastikan apakah sekolah dan lingkungan sekitar dalam kondisi yang aman dan aman bagi pembelajaran (misal: letak toilet yang jauh dari pengawasan guru, memastikan kantin yang bebas dari problem kek3rasan antar penerima didik).
  • Menciptakan suasana mencar ilmu yang aman dan nyaman (misal: memperlihatkan kesempatan bagi anak untuk rileks dan memancing minat mencar ilmu dengan bercerita hal-hal yang ringan atau bernyanyi).

2. Membuat Perencanaan
Setelah melaksanakan identifikasi awal terhadap permasalahan mencar ilmu anak, guru telah memperoleh pengetahuan yang utuh ihwal penerima didik dan mulai untuk menciptakan perencanaan.

Penetapan Perencanaan dilakukan melalui beberapa tahapan :

  • Menetapkan Tujuan Pembelajaran
  • Mengadaptasikan Kurikulum
  • Menyiapkan Media Pembelajaran
  • Menetapkan Strategi Pembelajaran
  • Menyiapkan materi-materi pendukung

3. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan
Setelah perencanaan disusun, langkah selanjutnya ialah melaksanakan agenda pembelajaran remedial. Ada 3 fokus pementingan :

  • Penekanan pada keunikan penerima didik
  • Penekanan pada penyesuaian materi ajar
  • Penekanan pada strategi/metode pembelajaran

4. Evaluasi
Evaluasi melalui penilaian otentik dilakukan sesudah agenda Remedial simpulan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil evaluasi, bila penerima didik belum mencapai kompetensi minimal (tujuan) yang ditetapkan guru, maka guru perlu meninjau kembali taktik pembelajaran yang diterapkannya atau melaksanakan identifikasi (analisa kebutuhan) terhadap penerima didik dengan lebih seksama.Apabila ternyata ditemukan problem khusus di luar kompetensi guru, guru sanggup menkonsultasikan dengan orang bau tanah untuk selanjutnya dirujuk atau dilakukan konsultasi dengan ahli.

Apabila penerima didik berhasil mencapai atau melampaui tujuan yang ditetapkan, guru berhasil memperlihatkan pembelajaran yang kaya dan bermakna bagi penerima didik, hal ini bisa dipertahankan sebagai materi tumpuan untuk rekan guru lainnya atau bisa lebih diperkaya lagi.