Monday 4 February 2019

Jadi Terpelajar Tujuan Mata Pelajaran Pai Dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah


1. Al-Qur’an-Hadis
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah yaitu salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis wacana budbahasa terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar yaitu untuk: (1) pengembangan potensi dan kapasitas mencar ilmu akseptor didik, yang men¬yangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya.

Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6–11 tahun yaitu operasional nyata (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 – 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diharapkan figur yang sanggup memberi teladan dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12–15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis mempunyai bantuan dalam memperlihatkan motivasi kepada akseptor didik untuk menyayangi kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan pemikiran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an-Hadis sebagai sumber utama pemikiran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:

  • memberikan kemampuan dasar kepada akseptor didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur’an dan Hadis;
  • memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an-Hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;
  • membina dan membimbing sikap akseptor didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur'an dan Hadis.

2. Akidah-Akhlak
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari wacana rukun iktikad yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asmw’ al-husnw, serta penciptaan suasana keteladanan dan adaptasi dalam mengamalkan budbahasa terpuji dan budbahasa Islami melalui derma contoh-contoh sikap dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak mempunyai bantuan dalam memperlihatkan motivasi kepada akseptor didik untuk mempraktikkan al-akhlak al-karimah dan budbahasa Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.

Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan semenjak dini oleh akseptor didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisipasi efek negatif masa globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali akseptor didik supaya dapat:

  • Menumbuhkembangkan kepercayaan melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman akseptor didik wacana kepercayaan Islam sehingga menjadi insan muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.;
  • Mewujudkan insan Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari budbahasa tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari pemikiran dan nilai-nilai kepercayaan Islam.

3. Fikih
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari wacana fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman wacana cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan wacana makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

Secara substansial mata pelajaran Fikih mempunyai bantuan dalam memperlihatkan motivasi kepada akseptor didik untuk mempraktikkan dan menerapkan aturan Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan insan dengan Allah SWT., dengan diri insan itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali akseptor didik supaya dapat:

  • Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan aturan Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan langsung dan sosial.
  • Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan aturan Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan pemikiran agama Islam baik dalam hubungan insan dengan Allah SWT., dengan diri insan itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

4. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah wacana asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad saw., hingga dengan masa Khulafaurrasyidin.

Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam mempunyai bantuan dalam memperlihatkan motivasi kepada akseptor didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang sanggup dipakai untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian akseptor didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan supaya akseptor didik mempunyai kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

  • Membangun kesadaran akseptor didik wacana pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw. dalam rangka menyebarkan kebudayaan dan peradaban Islam.
  • Membangun kesadaran akseptor didik wacana pentingnya waktu dan kawasan yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
  • Melatih daya kritis akseptor didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
  • Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan akseptor didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
  • Mengembangkan kemampuan akseptor didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk menyebarkan kebudayaan dan peradaban Islam.

5. Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan memakai bahasa sebagai alat komunikasi baik secara verbal maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber pemikiran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi akseptor didik.

Untuk itu, bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang meliputi empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary) dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah (intermediate), keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat pendidikan lanjut (advanced) dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis, sehingga akseptor didik diharapkan bisa mengakses aneka macam tumpuan berbahasa Arab.

Mata pelajaran Bahasa Arab mempunyai tujuan sebagai berikut:

  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik verbal maupun tulis, yang meliputi empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istimw’), berbicara (kalam), membaca (qirw’ah), dan menulis (kitwbah).
  • Menumbuhkan kesadaran wacana pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa absurd untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber pemikiran Islam.
  • Mengembangkan pemahaman wacana saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, akseptor didik diharapkan mempunyai wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.

No comments:

Post a Comment