Showing posts sorted by relevance for query konsep-pendekatan-scientific-proses. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query konsep-pendekatan-scientific-proses. Sort by date Show all posts

Sunday, 24 January 2016

Jadi Terpelajar Rujukan Pendekatan Ilmiah Dalam Matematika Ips Dan Fiqih Format Pdf


Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) merupakan satu pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran yang fokus pada penggunaan metode ilmiah dalam kegiatan berguru mengajar. Hal ini di dasari pada konsep pembelajaran yang sebetulnya merupakan sebuah proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru. Pendekatan ini diperlukan bisa menciptakan siswa berpikir ilmiah, logis, kritis dan objektif sesuai dengan fakta yang ada.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam Pendekatan Ilmiah, antara lain:

  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang sanggup dijelaskan dengan nalar atau budi sehat tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau cerita semata.
  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau budi sehat yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan sempurna dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan bahan pembelajaran. 
  4. Mendorong dan menginspirasi siswa bisa berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari bahan pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi siswa bisa memahami, menerapkan, dan berbagi pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon bahan pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang sanggup dipertanggungjawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah-langkah Pembelajaran


Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Supaya hasil berguru sanggup melahirkan penerima didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

  1. Ranah perilaku menggamit transformasi substansi atau bahan asuh semoga penerima didik "tahu mengapa"
  2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau bahan asuh semoga penerima didik "tahu bagaimana"
  3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau bahan asuh semoga penerima didik "tahu apa"

Hasil kesannya ialah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik (soft skills) dan insan yang mempunyai kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari penerima didik yang mencakup aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu memakai pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud mencakup mengamati, menanya, eksperimen/explore, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan

baca juga:
Konsep pendekatan ilmiah proses pembelajaran
Pendekatan ilmiah dalam PAI dan budi pekerti

Alur pendekatan scientific (ilmiah) melalui:


  1. Diskusi kelompok pendekatan scientific
  2. Diskusi Kelompok Contoh dan Penerapan

Bagian 1

Diskusi Kelompok Pendekatan Scientific

Diskusi Kelompok

  • Mengidentifikasi konsep pendekatan scientific yang disampaikan
  • Membuat urutan kegiatan pada pendekatan scientific.

Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok

  • Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain sanggup dijadikan pembahas dan penanya.

Paparan Materi

  • Fasilitator memberikan Konsep Pendekatan Scientific dengan memakai PPT-2.1 dan Contoh Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran dengan memakai PPT-2.1-2 yang disisipkan dalam kegiatan diskusi.

Bagian 2

Diskusi Kelompok Contoh dan Penerapan


Diskusi kelompok perihal contoh-contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran, kiprah diskusi kelompok sebagai berikut.

  • Membuat teladan pembelajaran salah satu KD dengan memakai pendekatan scientific.
  • KD yang ditetapkan ialah KD semester 1.

Pemaparan Hasil Diskusi Kelompok

  • Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain sanggup dijadikan pembahas dan penanya.

Itulah dari perihal sedikit klarifikasi terkait dengan Pendekatan Ilmiah Dalam Pendidikan. Dan untuk Contoh Pendekatan Ilmiah Dalam Matematika IPS dan Fiqih Format PDF bisa anda download pada link dibawah ini:

Pendekatan Ilmiah Matematika
Pendekatan Ilmiah IPS
Pendekatan Ilmiah Fiqih

Demikian dari kami, semoga bisa mambantu dan bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin...

Monday, 30 September 2019

Jadi Cerdik Konsep Pendekatan Scientific Proses Pembelajaran


Konsep Pendekatan Scientific Proses Pembelajaran. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil mencar ilmu melahirkan penerima didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang sanggup dijelaskan dengan logika atau pikiran sehat tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau kisah semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau pikiran sehat yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan sempurna dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan bahan pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi siswa bisa berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari bahan pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa bisa memahami, menerapkan, dan berbagi referensi berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon bahan pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang sanggup dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)


  1. Ranah perilaku menggamit transformasi substansi atau bahan asuh biar penerima didik “tahu mengapa.”
  2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau bahan asuh biar penerima didik “tahu bagaimana”.
  3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau bahan asuh biar penerima didik “tahu apa.”
  4. Hasil hasilnya yaitu peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi insan yang baik (soft skills) dan insan yang mempunyai kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari penerima didik yang mencakup aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  5. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern (ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru) dalam pembelajaran, yaitu memakai pendekatan ilmiah.
  6. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud mencakup mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Kegiatan Pengembangan
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Melatih, kesungguhan, ketelitian, mencari gosip (rasa ingin tahu)
Melakukan eksperimen membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek/ kejadian/ acara wawancara dengan nara sumber Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan mencar ilmu sepanjang hayat
Mengajukan pertanyaan perihal gosip yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapat gosip komplemen perihal apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual hingga ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Mengembangkan perilaku teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan gosip melalui banyak sekali cara yang dipelajari, berbagi kebiasaan mencar ilmu dan mencar ilmu sepanjang hayat.
Mengolah gosip yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Pengolahan gosip yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman hingga kepada pengolahan gosip yang bersifat mencari solusi dari banyak sekali sumber yang mempunyai pendapat yang berbeda hingga kepada yang bertentangan.
Mengembangkan perilaku jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan mekanisme dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan menurut hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Mengembangkan perilaku jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengansingkat dan jelas, dan berbagi kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Monday, 25 January 2016

Jadi Cerdik Konsep Evaluasi Autentik Pada Proses Dan Hasil Belajar


Penilaian autentik (Authentic Assessment) ialah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil berguru penerima didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun.

Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi berguru penerima didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, acara mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013


  1. Penilaian autentik mempunyai relevansi berpengaruh terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
  2. Penilaian tersebut bisa menggambarkan peningkatan hasil berguru penerima didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
  3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan penerima didik untuk mengatakan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
  4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
  5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang memakai standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau menciptakan tanggapan singkat.
  6. Tentu saja, teladan penilaian menyerupai ini tidak diartikan dalam proses pembelajaran, alasannya memang lazim dipakai dan memperoleh legitimasi secara akademik.
  7. Penilaian autentik sanggup dibentuk oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan penerima didik.
  8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, penerima didik sanggup melaksanakan acara berguru lebih baik saat mereka tahu bagaimana akan dinilai.
  9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam perihal tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan berguru yang lebih tinggi.
  10. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
  11. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan penerima didik, serta keterampilan belajar.
  12. Karena penilaian itu merupakan bab dari proses pembelajaran, guru dan penerima didik menyebarkan pemahaman perihal kriteria kinerja.
  13. Dalam beberapa kasus, penerima didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan keinginan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
  14. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan penerima didik, alasannya berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk berguru bagaimana berguru perihal subjek.
  15. Penilaian autentik harus bisa menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh penerima didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum bisa menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
  16. Atas dasar itu, guru sanggup mengidentifikasi bahan apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk bahan apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

Penilaian dan Autentik dan Pembelajaran Autentik


  1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.
  2. Menurut Ormiston, berguru autentik mencerminkan kiprah dan pemecahan problem yang dibutuhkan dalam kenyataannya di luar sekolah.
  3. Penilaian autentik terdiri dari aneka macam teknik penilaian. Pertama, pengukuran eksklusif keterampilan penerima didik yang bekerjasama dengan hasil jangka panjang pendidikan menyerupai kesuksesan di kawasan kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang dipakai untuk menghasilkan respon penerima didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
  4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik semoga semua siswa sanggup mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.
  5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian kiprah di mana penerima didik telah memainkan kiprah aktif dan kreatif.
  6. Keterlibatan penerima didik dalam melaksanakan kiprah sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
  7. Dalam pembelajaran autentik, penerima didik diminta mengumpulkan warta dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau tanda-tanda dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia kasatmata yang ada di luar sekolah.
  8. Guru dan penerima didik mempunyai tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, mempunyai parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.
  9. Penilaian autentik pun mendorong penerima didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi warta untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.

Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:

  1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan penerima didik serta desain pembelajaran.
  2. Mengetahui bagaimana cara membimbing penerima didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi penerima didik untuk melaksanakan akuisisi pengetahuan.
  3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat warta baru, dan mengasimilasikan pemahaman penerima didik.
  4. Menjadi kreatif perihal bagaimana proses berguru penerima didik sanggup diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

Jenis-jenis Penilaian Autentik


  1. Penilaian Kinerja
  2. Penilaian Proyek
  3. Penilaian Portofolio
  4. Penilaian Tertulis

1. Penilaian Kinerja


Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi penerima didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru sanggup melakukannya dengan meminta para penerima didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.

Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.

  • Daftar cek (checklist).
  • Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
  • Skala penilaian (rating scale).
  • Memori atau ingatan (memory approach).

2. Penilaian Proyek


Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap kiprah yang harus diselesaikan oleh penerima didik berdasarkan periode/waktu tertentu. Penyelesaian kiprah dimaksud berupa pemeriksaan yang dilakukan oleh penerima didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.

  • Keterampilan penerima didik dalam menentukan topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas warta yang diperoleh, dan menulis laporan.
  • Kesesuaian atau relevansi bahan pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh penerima didik.
  • Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh penerima didik.

3. Portofolio


Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang mengatakan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja penerima didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi penerima didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio dilakukan dengan memakai langkah-langkah menyerupai berikut ini.

  • Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
  • Guru atau guru bersama penerima didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
  • Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, sanggup berdiri diatas kaki sendiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
  • Guru menghimpun dan menyimpan portofolio penerima didik pada kawasan yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
  • Guru menilai portofolio penerima didik dengan kriteria tertentu.
  • Jika memungkinkan, guru bersama penerima didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
  • Guru memberi umpan balik kepada penerima didik atas hasil penilaian portofolio.

4. Penilaian Tertulis


Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut penerima didik bisa mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas bahan yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga bisa menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan penerima didik.

Jadi Pintar Pengertian, Bentuk Dan Proses Evaluasi Autentik Kurikulum 2013


Penilaian autentik ialah evaluasi yang mengharuskan siswa untuk mengatakan pengetahuan (knowledge), sikap (afective), keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang faktual /real life situations (Popham, 1995; Bookhart, 2001).

A. Tes yang Autentik

Suatu TES dikatakan Autentik, jika:

  1. mensyaratkan kemampuan menerapkan pengetahuan
  2. konteks/situasi faktual (real world situation)
  3. konteks sesuai kehidupan siswa
  4. ada informasi/data yang cukup bagi siswa untuk menerapkan pengetahuannya

B. Penilaian Autentik


  1. Dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
  2. Terpadu dengan pembelajaran.
  3. Menilai kesiapan, proses, dan hasil berguru penerima didik secara utuh.
  4. Meliputi ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
  5. Relevan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran.
  6. Mencerminkan duduk kasus dunia nyata.
  7. Tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh penerima didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang sanggup dilakukan oleh penerima didik.

C. Bentuk Penilaian


  1. Standar Penilaian Pendidikan ialah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen evaluasi hasil berguru penerima didik.
  2. penilaian autentik,
  3. penilaian diri,
  4. penilaian berbasis portofolio,
  5. ulangan harian,
  6. ulangan tengah semester,
  7. ulangan final semester,
  8. ujian tingkat kompetensi,
  9. ujian mutu tingkat kompetensi,
  10. ujian nasional, dan
  11. ujian sekolah

1. Penilaian Oleh Pendidik


Penilaian oleh pendidik sanggup berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan, untuk mengukur kompetensi penerima didik secara berkelanjutan, memantau kemajuan, dan memperbaiki hasil berguru penerima didik.

Baca:
Konsep Penilaian Autentik
Contoh Penerapan Penilaian Autentik

2. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan


  • Satuan pendidikan mengoordinasikan ulangan tengah semester dan ulangan final semester, serta melaksanakan ujian tingkat kompetensi dan ujian sekolah
  • Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) dilakukan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
  • Cakupan UTK mencakup sejumlah KD yang merepresentasikan KI pada tingkat kompetensi tersebut.
  • UTK untuk Sekolah Menengan Atas dilaksanakan pada final kelas XI memakai kisi-kisi dari pemerintah
  • Ujian Sekolah dilaksanakan pada final kelas XII

3. Penilaian Oleh Pemerintah


  • Penilaian oleh pemerintah berupa Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dan Ujian Nasional
  • Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) dilakukan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
  • Cakupan UMTK mencakup sejumlah KD yang merepresentasikan KI pada tingkat kompetensi tersebut
  • UMTK dilakukan dengan metode survei pada final kelas II, IV, VIII dan XI.
  • Ujian Nasional dilaksanakan pada final kelas VI, IX, dan XII.

4. Penilaian Kompetensi Sikap


  • Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, evaluasi diri (self assessment), evaluasi antarpeserta didik (peer assessment), dan jurnal.
  • Instrumen observasi, evaluasi diri, dan evaluasi antarpeserta didik berupa daftar cek (check list) atau skala evaluasi (rating scale) disertai rubrik. Jurnal berupa catatan guru wacana kekuatan, kelemahan, sikap dan sikap penerima didik di dalam dan di luar kelas.
  • Rubrik ialah daftar kriteria yang mengatakan kinerja, aspek yang akan dinilai, dan gradasi mutu.
  • Observasi merupakan teknik evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan dengan memakai indera, baik secara pribadi maupun tidak pribadi dengan memakai pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator sikap yang diamati.
  • Penilaian diri merupakan evaluasi yang dilakukan sendiri oleh penerima didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
  • Penilaian antar penerima didik merupakan teknik evaluasi dengan cara meminta penerima didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
  • Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi warta hasil pengamatan wacana kekuatan dan kelemahan penerima didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.

5. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


  • Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
  • Instrumen tes berupa seperangkat butir soal. Soal tes tulis yang sering dipakai di Sekolah Menengan Atas ialah bentuk pilihan ganda dan uraian.
  • Untuk tes verbal perlu disiapkan daftar pertanyaan yang disampaikan secara pribadi dalam bentuk tanya jawab.
  • Instrumen penugasan berupa kiprah PR atau proyek yang sanggup dikerjakan secara individual atau kelompok sesuai karakteristik tugas.
  • Instrumen evaluasi harus memenuhi kaidah substansi (materi), konstruksi, dan bahasa.

6. Penilaian Kompetensi Keterampilan


  • Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja yang meminta penerima didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui tes praktik, proyek, atau evaluasi portofolio.
  • Instrumen evaluasi keterampilan berupa daftar cek (check list) atau skala evaluasi (rating scale) disertai rubrik
  • Tes praktik menuntut penerima didik melaksanakan keterampilan berupa kegiatan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi.
  • Proyek ialah kiprah yang mencakup kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.
  • Penilaian portofolio dilakukan dengan cara menilai kumpulan karya penerima didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif integratif.

Thursday, 31 January 2019

Jadi Cendekia Buku Guru Dan Siswa Mapel Ppkn Kelas X Ma Sma Smk Kurikulum 2013


Buku Guru dan Siswa Mapel PPKn Kelas X MA Sekolah Menengan Atas Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013. Buku siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan buku pegangan penerima didik kelas X (sepuluh) dalam proses pembelajaran mata pelajaran PPKn di sekolah. Buku ini banyak sekali keuntungannya bagi kalian sebagai penerima didik. Buku ini akan mengantarkan kalian untuk memperoleh wawasan yang dibutuhkan biar menjadi warga negara Indonesia yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Buku ini merupakan balasan atas tuntutan buku pelajaran yang berkualitas, ialah buku pelajaran yang tidak hanya memaparkan materi, akan tetapi membelajarkan penerima didik biar mempunyai kompetensi yang diharapkan. Buku ini membuatkan kompetensi kewarganegaraan kalian melalui pendekatan berbasis ilmiah (scientific), dimana melalui buku ini dalam proses pembelajaran kalian didorong untuk selalu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Buku ini dikemas secara sistematis dan menarik serta ditujukan untuk meningkatkan kreatifitas kalian. Bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang gampang dipahami oleh kalian. Sehingga, dikala kalian membaca setiap cuilan atau sub-bab yang ada di dalam buku ini berbeda dengan buku-buku lainnya. Bahasa yang dipergunakan bukanlah bahasa yang kaku, tetapi bahasa yang fleksibel serta dekat dengan kalian selaku pembaca buku ini.

Apa saja yang terdapat dalam buku ini? Di dalam buku ini disajikan banyak sekali macam rubrik yang mendorong kalian untuk aktif dalam setiap rangkaian proses pembelajaran. Adapun sistematika yang terdapat dalam buku ini sebagai berikut.

1. Pengantar. Bagian ini terdapat di awal setiap cuilan yang berfungsi memperlihatkan citra awal mengenai bahan pembelajaran yang akan kalian pelajari.

2. Materi pembelajaran. Bagian ini berisi paparan bahan pembelajaran yang harus kalian pelajari. Materi pembelajaran disajikan dengan menarik yang didukung oleh gambar-gambar yang relevan serta contoh-contoh yang bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar kalian. Materi pembelajaran ini dilengkapi dengan rubrik Info Kewarganegaraan yang berisi wacana informasi-informasi pemanis yang tentunya akan memperluas cakrawala berpikir kalian.

3. Tugas Mandiri dan Kelompok. Bagian ini mengajak kalian berlatih baik secara berdikari atau berkelompok untuk menuntaskan banyak sekali kiprah dengan cara membaca banyak sekali literatur / buku, menganalisis suatu kasus, melaksanakan pengamatan terhadap banyak sekali insiden yang sedang terjadi di lingkungan sekitar serta melaksanakan wawancara dengan para tokoh masyarakat atau aparatur negara.

4. Refleksi. Melalui cuilan ini kalian diajak untuk mengevaluasi diri serta merenungkan apa saja yang telah kalian pelajari dan sikap yang akan kalian lakukan untuk kemajuan bangsa dan negara berkaitan dengan bahan tersebut.

5. Rangkuman. Untuk mempermudah kalian dalam memahami bahan pembelajaran, buku ini juga dilengkapi dengan rangkuman yang berisi ringkasan bahan pembelajaran dalam satu bab.

6. Praktek Belajar Kewarganegaraan. Untuk melatih kecakapan kalian dalam mengolah potensi berpikir holistik serta sikap yang seharusnya kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan bahan yang dipelajari. Pada cuilan ini kalian akan diajak untuk mengerjakan seperangkat kiprah untuk meningkatkan keterampilan kalian sebagai warga negara. Tugas-tugas tersebut dikemas dalam bentuk penelitian sederhana, analisis kasus, debat, menulis artikel dan bermain kiprah atau simulasi.

7. Penilaian Diri. Bagian ini untuk mengukur kesesuaian sikap dan sikap kalian sebagai warga negara yang baik. Pada cuilan ini kalian diajak untuk menilai diri sendiri, memperlihatkan argumen atas nilai yang kalian memutuskan serta mengklarifikasi nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat melalui wacana yang dibaca.

8. Uji Kompetensi. Bagian ini berfungsi untuk mengukur sejauh mana kompetensi yang telah kalian kuasai sesudah mempelajari bahan pembelajaran pada satu cuilan dengan menjawab banyak sekali soal yang terdapat di dalamnya.

9. Indeks. Selama proses pembelajaran tentunya kalian akan mengenal bermacam-macam istilah penting. Untuk menemukan kembali secara cepat istilah-istilah tersebut dalam bukukalian sanggup membacanya di dalam rubrik indeks.

10. Glosarium. Bagian ini melengkapi buku supaya kalian sanggup menemukan banyak sekali kata absurd atau kata yang sulit dipahami, sehingga mempermudah kalian untuk memahami bahan secara keseluruhan.

Daftar Isi Buku


  1. Konsep Mata Pelajaran PPKn
  2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PPKn Kelas X
  3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
  4. Ruang Lingkup Materi PPKn Kelas X
  5. Pengembangan Indikator
  6. Konsep dan taktik Pembelajaran
  7. Model Pembelajaran PPKn
  8. Penilaian Pembelajaran PPKn
  9. Pokok Kaidah Fundamental Bangsaku
  10. Menjaga Keutuhan Kesatuan Negara RI
  11. Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan Daerah
  12. Mengarungi Bahtera Keadilan Bangsa Indonesia
  13. Indahnya Hak dan Kewajiban Dalam Berdemokrasi
  14. Merajut Kebersamaan dalam Kebhinnekaan
  15. Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
  16. Tabel 1.1 : Pertanyaan atas kasus Marsinah
  17. Tabel 1.2 : Contoh Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia
  18. Tabel 1.3 : Periodisasi Pemajuan HAM di Indonesia
  19. Tabel 1.4 : Perbandingan Penegakan HAM di Indonesia
  20. Tabel 1.5 : Pengaturan HAM dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
  21. Tabel 1.6 : Analisis Perbandingan Komnas HAM dengan Komisi
  22. Tabel 1.7 : Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
  23. Tabel 2.1 : Perwujudan Rasa Syukur atas Kemerdekaan
  24. Tabel 2.2 : Contoh Perilaku atau Sikap dalam Pokok Pikiran
  25. Tabel 2.3 : Perwujudan terhadap Cita-Cita dan Tujuan Nasional
  26. Tabel 2.4 : Perwujudan Kedaulatan Rakyat dalam Negara Hukum
  27. Tabel 2.5 : Bentuk Perwujudan Partisipasi Politik Bebas Aktif dalam Perdamaian Dunia
  28. Tabel 3.1 : Komentar dan Pertanyaan atas Artikel
  29. Tabel 3.2 : Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
  30. Tabel 3.3 : Bentuk Pemerintahan Republik Indonesia
  31. Tabel 3.4 : Perbandingan Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer
  32. Tabel 3.5 : Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
  33. Tabel 3.6 : Penerapan Sifat dan Hakikat Negara
  34. Tabel 3.7 : Pemilihan Umum di Indonesia
  35. Tabel 3.8 : Penerapan Negara Hukum Republik Indonesia
  36. Tabel 4.1 : Pertanyaan atas Artikel
  37. Tabel 4.2 : Makna Otonomi Daerah di Indonesia
  38. Tabel 4.3 : Makna Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
  39. Tabel 4.4 : Makna Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
  40. Tabel 4.5 : Makna kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
  41. Tabel 4.6 : Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah

Download Buku Guru dan Siswa Mapel PPKn Kelas X MA Sekolah Menengan Atas Sekolah Menengah kejuruan Kurikulum 2013


Selengkapnya sanggup anda download pada link berikut ini:
Download

Dengan membaca buku ini, cakrawala berpikir sebagai warga negara tentunya akan semakin luas dan kompetensi yang dimiliki juga akan semakin bertambah banyak serta baik kualitasnya. Semoga bermanfaat...