Showing posts sorted by relevance for query pedoman-program-remedial-dan-pengayaan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pedoman-program-remedial-dan-pengayaan. Sort by date Show all posts

Sunday, 10 February 2019

Jadi Berakal Aliran Jadwal Remedial Dan Pengayaan Pada Kurikulum 2013 Terbaru


Setelah KKM ditentukan, capaian pembelajaran penerima didik sanggup dievaluasi ketuntasannya. Peserta didik yang belum mencapai KKM berarti belum tuntas, wajib mengikuti aktivitas remedial, sedangkan penerima didik yang sudah men­capai KKM dinyatakan tuntas dan sanggup diberikan pengayaan.

A. Remedial
Remedial merupakan aktivitas pembelajaran yang diperuntukkan bagi penerima didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran re­medial diberikan segera sehabis penerima didik diketahui belum mencapai KKM.

Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak penerima didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu penerima didik untuk memahami kesulitan berguru yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesu­litan dengan memperbaiki sendiri cara berguru dan perilaku belajarnya yang sanggup mendorong tercapainya hasil berguru yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.

Metode yang dipakai pendidik dalam pembelajaran remedial juga sanggup bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan berguru yang dialami penerima didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami penerima didik. Pada pelaksanaan pembelajaran reme­dial, media pembelajaran juga harus betul ­betul disiapkan pendidik biar sanggup mempermudah penerima didik dalam memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan assessment for learning.

Pelaksanaan pembelajaran remedial diadaptasi dengan jenis dan tingkat ke­sulitan yang sanggup dilakukan dengan cara:

  1. pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada bebe­rapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-­beda, sehingga memer­lukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan diadaptasi dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh penerima didik.
  2. pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa penerima didik yang mengalami kesu­litan sama.
  3. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua penerima didik mengalami ke­sulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan ma­teri, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
  4. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu penerima didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian penerima didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial intinya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan sanggup diberikan berulang­ ulang hingga mencapai KKM dengan waktu hingga batas tamat semester. Apabila hingga tamat semester pembelajaran remedial belum sanggup membantu penerima didik mencapai KKM, pembelajaran remedial bagi penerima didik tersebut sanggup dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tun­tas (sesuai KKM) kepada penerima didik yang belum mencapai KKM.

Pemberian nilai KD bagi penerima didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), sanggup dipilih beberapa alternatif berikut:

a) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh penerima didik sehabis mengikuti remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) mempunyai KKM se­besar 70. Seorang penerima didik, Andi memperoleh nilai PH­1 (KD 3.1) sebesar 50. Karena Andi belum mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH­1 yang diperoleh Andi yakni sebesar 80.

Keuntungan memakai ketentuan ini:
(1) Meningkatkan motivasi penerima didik selama mengikuti pembelajaran re­medial alasannya yakni penerima didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
(2) Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip berguru tuntas ( mastery learning ).

Kelemahan memakai ketentuan ini:
Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75) dan nilai­nya dilampaui oleh penerima didik yang mengikuti remedial (misalnya, Andi dengan nilai 80), kemungkinan Wati mempunyai perasaan diperlakukan “tidak adil” oleh pendidik.

b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata ­rata antara nilai capaian awal (se­belum mengikuti remedial) dan capaian tamat (setelah mengikuti remedial), dengan ketentuan:

(1) Jika capaian tamat telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh ni­lai 90) dan sehabis dirata ­rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Badar yakni 60) ternyata hasil rata­ rata telah melebihi KKM (nilai 75), maka hasil rata­rata (nilai 75) sebagai nilai perolehan penerima didik terse­but (Badar).

(2) Jika capaian tamat telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh nilai 80) dan sehabis dirata­ rata dengan capaian awal (misalnya, capaian awal Andi yakni 50) ternyata hasil rata ­rata belum mencapai KKM (nilai 65), maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM, yaitu 70. Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, meski­pun Alternatif 2 ini tidak mempunyai dasar teori, namun lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik. Upaya lain, untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan menunjukkan kesempatan yang sama bagi semua penerima didik untuk mengikuti tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada pe­serta didik bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil yakni nilai hasil tes tersebut atau nilai terakhir.

c) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah un­tuk suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai penerima didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

B. Pengayaan
Pengayaan merupakan aktivitas pembelajaran yang diberikan kepada penerima didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan yakni pendalaman dan ekspansi dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan se­gera sehabis penerima didik diketahui telah mencapai KKM menurut hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang ­kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan sanggup dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok penerima didik yang mempunyai minat tertentu diberikan kiprah untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran seko­lah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan problem yang diberikan kepada penerima didik berupa pemecahan problem nyata. Selain itu, secara kelompok penerima didik sanggup diminta untuk menuntaskan sebuah pro­yek atau penelitian ilmiah.

2) Belajar mandiri, yaitu secara sanggup bangun diatas kaki sendiri penerima didik berguru mengenai sesu­atu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan problem nyata, kiprah proyek, ataupun penelitian ilmiah juga sanggup dilakukan oleh penerima didik secara sanggup bangun diatas kaki sendiri jikalau kegiatan tersebut diminati secara individu.

Selengkapnya sanggup anda simak postingan ini:
Panduan Teknis Program Pembelajaran Remedial SD MI Kurikulum 2013

Demikian dari kami, semoga sanggup mambantu dan bermanfaat untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Amin...

Monday, 4 February 2019

Jadi Cendekia Pengertian, Jenis Dan Langkah Jadwal Pengayaan Sd Mi Kurikulum 2013


Pengertian Program Pengayaan: Dalam kurikulum dirumuskan secara terang kompetensiinti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai akseptor didik. Penguasaan KI dan KD setiap akseptor didik diukur dengan memakai sistem evaluasi pola kriteria (PAK). Jika seorang akseptor didik mencapai standar tertentu maka akseptor didik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Oleh alasannya itu acara pengayaan sanggup diartikan: memperlihatkan aksesori / ekspansi pengalaman atau kegiatan akseptor didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan berguru yang ditentukan oleh kurikulum.

Metode yang dipakai sanggup bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan berguru yang dialami akseptor didik.Dalam acara pengayaan, media berguru harus betul-betul disiapkan guru supaya sanggup memfasilitasi akseptor didik dalam menguasai bahan yang diberikan.

Apa saja yang sanggup dilakukan dalam acara pengayaan?
Guru bisa memperlihatkan pendalaman dan ekspansi dari KD yang sedang diajarkan atau memperlihatkan bahan dalam KD yang berikutnya.

Mengapa dibutuhkan acara pengayaan?
Berdasarkan Permendikbud No.54, 64, 65, 66 dan 67 Tahun 2013 intinya menganut sistem pembelajaran berbasis acara atau kegiatan, kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual akseptor didik.

Dengan memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar) tersebut, maka acara pengayaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak.

Dalam acara pengayaan, guru memfasilitasi akseptor didikuntuk memperkaya wawasan dan keterampilannya serta bisa mengaplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kapan dilakukan acara pengayaan?
Program pengayaan dikala akseptor didik teridentifikasi telah melampaui ketuntasan berguru yang ditentukan oleh kurikulum . Guru perlu mengantisipasi dengan menyiapkan program-program atau acara yang sesuai KD untuk memfasilitasi akseptor didik.

Bagaimana acara pengayaan dilakukan?
Program pengayaan diberikan kepada akseptor didik yang telah melampaui ketuntasan berguru dengan memerlukan waktu lebih sedikit daripada teman-teman lainnya. Waktu yang masih tersedia sanggup dimanfaatkan akseptor didik untuk memperdalam/memperluas atau membuatkan sampai mencapai tahapan networking (jejaring) dalam pendekatan ilmiah (scientific approach).

Guru sanggup memfasilitasi akseptor didik dengan memperlihatkan aneka macam sumber belajar, antara lain: perpustakaan, majalah atau koran, internet, narasumber/pakar, dll.

Jenis-jenis Program Pengayaan


  1. Kegiatan eksploratori yang masih terkait dengan KD yang sedang dilaksanakan yang dirancang untuk disajikan kepada akseptor didik. Sajian yang dimaksud misalnya : bisa berupa insiden sejarah, buku, narasumber, penemuan, uji coba, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
  2. Keterampilan proses yang dibutuhkan oleh akseptor didik supaya berhasil dalam melaksanakan pendalaman dan pemeriksaan terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
  3. Pemecahan duduk masalah yang diberikan kepada akseptor didik yang mempunyai kemampuan berguru lebih tinggi berupa pemecahan duduk masalah aktual dengan memakai pendekatan pemecahan duduk masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.

Pemecahan duduk masalah ditandai dengan:

  1. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
  2. Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
  3. Penggunaan aneka macam sumber;
  4. Pengumpulan data memakai teknik yang relevan;
  5. Analisis data;
  6. Penyimpulan hasil investigasi.

Sekolah tertentu, khususnya yang mempunyai akseptor didik lebih cepat dalam berguru dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, sanggup menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standar isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan mempunyai keunggulan khusus.

Siapa yang terlibat dalam acara pengayaan?
Yang melaksanakan identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan acara pengayaan yakni guru kelas.Apabila diperlukan, guru sanggup melaksanakan kerjasama dengan narasumber (apabila dibutuhkan) dalam melaksanakan acara pengayaan.

Prinsip-prinsip Program Pengayaan


Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengonsep acara pengayaan berdasarkan Khatena (1992):

1. Inovasi
Guru perlu menyesuaikan acara yang diterapkannya dengan kekhasan akseptor didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan budaya akseptor didik.

2. Kegiatan yang memperkaya
Dalam menyusun bahan dan mendisain pembelajaran pengayaan, kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat, merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan memperkaya.

3. Merencanakan metodologi yang luas dan metode yang lebih bervariasi
Misalnya dengan memperlihatkan project, pengembangan minat dan aktivitas-akitivitas menggugah (playful ). Menerapkan gosip terbaru, hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.

Sedangkan Passow (1993) menyarankan bahwa dalam merancang acara pengayaan, penting untuk memperhatikan 3 hal :

1. Keluasan dan kedalaman dari pendekatan yang digunakan
Pendekatan dan bahan yang diberikan tidak hanya berisi yang yang luarnya (kulit-kulitnya) saja tetapi diberikan dengan lebih menyeluruh dan lebih mendalam. Contoh : membahas mengenai prinsip Phytagoras, tidak hanya memperlihatkan rumus dan pemecahan soal saja tetapi juga memperlihatkan pemahaman yang luas dari mulai sejarah terbentuknya hukum-hukum phytagoras dan bagaimana penerapan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tempo dan kecepatan dalam membawakan program.

Sesuaikan cara dukungan bahan dengan tempo dan kecepatan akseptor didik dalam menangkap bahan yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan kecepatan daya tangkap yang dimiliki akseptor didik sehingga bahan sanggup diberikan dengan lebih mendalam dan lebih dinamis untuk menghindari kebosanan alasannya akseptor didik yang telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan di kelas.

3. Memperhatikan isi dan tujuan dari bahan yang diberikan

Hal ini bertujuan supaya kurikulum yang dirancang lebih sempurna guna dan responsif terhadap kebutuhan akseptor didik. Renzulli (1979) menyatakan bahwa acara pengayaan berbeda dengan acara akselerasi alasannya pengayaan dirancang dengan lebih memperhatikan keunikan dan kebutuhan individual dari akseptor didik.

Untuk Contoh Rancangan Program Pengayaan SD MI Kurikulum 2013 ini bisa anda dapatkan filenya pada artikel berikut ini:
Pedoman Program Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Langkah-langkah Program Pengayaan


Langkah-langkah dalam acara pengayaan tidak terlalu jauh berbeda dengan acara pembelajaran remedial.Diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Guru tidak perlu menunggu diperolehnya evaluasi otentik terhadap kemampuan akseptor didik. Apabila melalui observasi dalam proses pembelajaran, akseptor didik sudah terindikasi mempunyai kemampuan yang lebih dari sahabat lainya, bisa ditandai dengan: penguasaan bahan yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat.

Sehingga akseptor didik seringkali mempunyai waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya beliau menuntaskan kiprah atau menguasai materi.Disinilah dibutuhkan kepekaan guru dalam merencanakan dan tetapkan untuk melaksanakan acara pengayaan.

Winner, 1996, dalam Santrock (2007), mengemukakan karakteristik, akseptor didik yang berbakat antara lain :

1. Peserta didik berbakat biasanya cermat dalam setiap hal atau pun kesempatan dimana mereka harus memakai kemampuannya.
Mereka yakni belum dewasa yang selalu menjadi yang pertama dalam menguasai suatu pelajaran dengan perjuangan yang juga minimal dibandingkan teman-teman atau akseptor didik-peserta didik yang yang dikarenakan mereka semenjak lahir mempunyai kemampuan yang tinggi dalam satu atau beberapa bidang.

2. Dalam kehidupan sehari-hari, akseptor didik yang berbakat sanggup berhasil memecahkan duduk masalah secara sempurna dengan cara yang ia kembangkan atau ia temukan sendiri. Peserta didik yang berbakat sanggup menangkap atau lebih menyukai petunjuk yang tidak eksplisit dibandingkan dengan akseptor didik yang lain

3. Memiliki hasrat untuk ”menguasai”. Mereka mempunyai hasrat, obsesi dan minat dan kemampuan untuk fokus, sehingga sangat gampang baginya untuk memahami dan menguasai suatu hal.

Guru diharapkan lebih peka dalam mengenali akseptor didik yang mempunyai karakteristik ini, dikarenakan mereka mempunyai kebutuhan yang juga berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.