Monday 11 February 2019

Jadi Arif Acara Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah / Madrasah


Sebagaimana disebutkan dalam banyak sekali ketentuan yang dikutip artikel sebelumnya wacana program bimbingan dan konseling, kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah terutama dibebankan kepada Guru Pembimbing di SMP/SMA, dan kepada Guru Kelas (di SD). Untuk sanggup mengemban dan berbagi pelayanan bimbingan dan konseling dengan pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, asas, jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung, serta jenis-jenis kegiatan sebagaimana dikemukakan di atas, diharapkan tenaga yang benar-benar berkemampuan, baik ditinjau dari personalitasnya maupun profesionalitasnya.

1. Modal Personal
Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah yakni berupa huruf personal yang ada dan dimiliki oleh tenaga penyelenggara bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut yakni :

  • Berwawasan luas, mempunyai pandangan dan pengetahuan yang luas, terutama wacana perkembangan akseptor didik pada usia sekoahnya, perkembangan ilmu pengetahuan/teknologi/kesenian dan proses pembelajarannya, serta imbas lingkungan dan modernisasi terhadap akseptor didik.
  • Menyayangi anak, mempunyai kasih sayang terhadap akseptor didik, rasa kasih sayang ini ditampilkan oleh Guru Pembimbing/Guru Kelas benar-benar dari hati sanubarinya (tidak berpura-pura atu dibuat-buat) sehingga akseptor didik secara pribadi mencicipi kasih sayang itu.
  • Sabar dan bijaksana, tidak gampang murka dan atau mengambil tindakan keras dan emosional yang merugikan akseptor didik serta tidak sesuai dengan kepentingan perkembangan mereka, segala tindakan yang diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan yang matang.
  • Lembut dan baik hati, tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/ Guru Kelas selalu mengenakkan hati, hangat dan suka menolong.
  • Tekun dan teliti, Guru Pembimbing/Guru Kelas setia menemani tingkah laris dan perkembangan akseptor didik sehari-hari dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan banyak sekali aspek yang menyertai tingkah laris dan perkembangan tersebut.
  • Menjadi contoh, tingkah laku, pemikiran , pendapat dan ucapan-ucapan Guru Pembimbing / Guru Kelas tidak tercela dan bisa menarik akseptor didik untuk mengikutinya dengan bahagia hati dan suka rela.
  • Tanggap dan bisa mengambil tindakan, Guru Pembimbing/Guru Kelas cepat memperlihatkan perhatian terhadapa apa yang terjadi dan atau mungkin terjadi pada diri akseptor didik, serta mengambil tindakan secara sempurna untuk mengatasi dan atau mengantisipasi apa yang terjadi dan mungkin apa yang terjadi itu.
  • Memahami dan bersikarp positif terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami tujuan serta seluk beluk layanan bimbingan dan konseling dan dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara professional sesuai dengan kepantingan dan perkembangan akseptor didik.

2. Modal Profesional
Modal professional meliputi kemantapan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan perilaku dalam bidang kajian pelayanan bimbingan dan konseling. Semuanya itu sanggup diperoleh melalui pendidikan dan atau training khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling. Dengan modal professional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru Pembimbing dan Guru Kelas) akan bisa secara nyata melakukan kegiatan bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuannya, teknologinya dan isyarat etik profesionalnya.

Apabila modal personal dan modal profesional tersebut dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Pembimbing dan Guru Kelas serta diaplikasikan dalam wujud nyata terhadap akseptor didik yaitu dalam bentuk kegiatan dan layanan pendukung bimbingan dan konseling, sanggup diyakni pelayanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan lancar dan sukses.

3. Modal Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan banyak sekali sarana dan prasarana yang merupakan modal instrumental bagi suksesnya bimbingan dan konseling, ibarat ruangan yang memadai, perlengkapan kerja sehari-hari, instrument BK dan sarana pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental ibarat itu kegiatan bimbingan dan konseling akan memperlancar dalam keberhasilannya akan lebih dimungkinkan.

Disamping itu, suasana profesional pengembangan akseptor didik secara menyeluruh perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah. Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga jenis modal tersebut, terlebih-lebih lagi yakni terwujudnya saling pengertian, kerjasama dan saling membesarkan diantara seluruh personil sekolah.

No comments:

Post a Comment