Monday 4 February 2019

Jadi Berilmu Tantangan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, supaya sanggup memahami secara benar pedoman Islam sebagai agama yang tepat (kamil), kesempurnaan pedoman Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan sanggup meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupanya. Agar pedoman Islam sanggup dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat dibutuhkan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang memakai Bahasa Arab terutama Al-Qur’an dan Hadis.

Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam dimensi yang bermacam-macam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi gosip dan komunikasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan insan di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah menjangkau kehidupan insan dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.

Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.

Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa "the future will bedramatically different from the present, and it is already calling us into preparation for major changes being brought to life by forces of change that will require us to transcend current mindsets of the world we know" : masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan tersebutdiperlukan perjuangan untuk mengalihkan teladan pikir dalam menatap perihal dunia yang begitu cepat mengalami perobahan sampai ketika ini dan yang akan datang.

Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang bisa hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas menunjukkan landasan besar lengan berkuasa bagi perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.

Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan insan yang berubah cepat yang mengakibatkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak sanggup dihindari. Atas dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.

Dengan adanya dokumen kurikulum PAI dan Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada ketika ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan tiba (what should be next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan konkret dalam kehidupan.

Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dengan melaksanakan rekonseptualisasi ilham kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan penilaian kurikulum.

Rekonseptualisasi ilham kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten kurikulum ialah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu (ability to perform) menurut sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama menunjukkan arah yang terang bahwa kurikulum gres yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi insan yang terkait dengan domain perilaku untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.

Desain pengembangan kurikulum gres harus didasarkan pada pengertian bahwa kurikulum ialah suatu teladan pendidikan yang utuh untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan dipakai untuk menyebarkan kurikulum gres harus bisa mengaitkan antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.

Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan penilaian kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah bergotong-royong yang menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).

Pengembangan kurikulum perlu dilakukan alasannya ialah adanya banyak sekali tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan teladan pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan ekspansi materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya ialah perlunya penguatan proses pembelajaran dan adaptasi beban mencar ilmu supaya sanggup menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

No comments:

Post a Comment