Saturday, 10 August 2019

Jadi Bakir Prinsip Pembelajaran Madrasah Diniyah Pendidikan Rahmatan Lil Alamin


Prinsip pembelajaran Madrasah Diniyah yaitu hal yang harus ada dan menempel dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersama anak didiknya. Prinsip pembelajaran diterapkan semoga proses pendidikan sanggup memperlihatkan dampak nyata yang mendidik. Dengan demikian proses pendidikan berjalan efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Meski judulnya prinsip pembelajaran Madrasah Diniyah, tapi intinya sanggup diterapkan pada forum pendidikan yang lain. Seperti PAUD RA TK, SD MI, Sekolah Menengah Pertama MTs dan MA. Prinsip Pembelajaran Madrasah Diniyah Pendidikan Rahmatan Lil Alamin yang sanggup diterapkan sebagai berikut:

1. Semua hal pada guru yaitu berbicara banyak


Bahwa apapun yang menempel dan ada pada diri guru mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki sebetulnya bercerita banyak kepada siswa. Namun bukan dengan kata-kata, tapi dengan bahasa yang diterjemahkan oleh siswa. Misalnya guru mengenakan baju seenaknya, lusuh dan tidak rapi itu berarti sedang menyampaikan kepada siswa “saya orang yang kacau, sembarangan, jorok, maka kau boleh mempermainkan saya”

2. Nasehat sikap lebih baik dari ucapan


Kebiasaan guru dalam besikap dan bertindak sehari-hari beruapa ucapan atau perbuatan lebih berkesan di hati siswa dari pada yang dinasehatkan. Siswa akan lebih memperhatikan tindakan dari pada ucapan guru yang bertentangan dengan tindakan. Jangan salahkan siswa jikalau mereka mengabaikan nasehat guru yang tindakannya berbeda dengan apa yang diucapkan.

3. Anak bukan orang cukup umur mini


Siswa dengan segala katakteristiknya yaitu anak yang sedang belajar. Ia bukan orang cukup umur dalam bentuk kecil. Hindari menilai siswa dengan ukuran / standar orang dewasa.

Kenakalan anak yaitu kepingan dari perkembangannya. Karena itu pelanggaran, kesalahan kecil dan kenakalan, iseng dan tindakan yang mengakibatkan murka lainnya harus dimengerti, diterima apa adanya lalu diarahkan menjadi lebih baik.

4. Hukum yaitu alat mendidik


Tidak salah guru memakai hukuman, tapi harus dalam konteks mendidik. Penggunaan eksekusi harus diniatkan baik dan dilakukan dengan cara yang baik. Niat yang baik berarti didorong oleh kasih sayang, menolong dan membantu  siswa untuk kesadaran, bukan menyakiti.

5. Perkembangan siswa harus layak dihargai


Sekecil apapun kemajuan siswa layak dan harus diberi penghargaan. Berilah ratifikasi dan kebanggaan sebagai penguatan semoga terulang di masa mendatang. Penghargaan diberikan dengan cara yang bervariasi; sanggup berupa pujian, kata-kata, kalimat, senyuman, tepukan pundak, tepuk tangan, acungan jempol. Diberikan seketika siswa menerima prestasi, baik diberikan didepan siswa yang lain.

6. Guru dan orang renta yaitu tim


Yakinkan semenjak awal bahwa orang renta dan guru yaitu satu tim dalam pembelajaran siswa. Kegagalan guru juga menjadi kegagalan orang tua. Jika ada sikap siswa yang menyimpang yang susah diatasi, maka libatkan orang tua. Guru dan orang renta bekerja sama membimbing siswa.

7. Hubungan guru dan siswa dunia akhirat


Ikatan guru dan siswa tidak hanya di dunia, namun hingga di darul abadi nanti. Guru sanggup memberi syafaat di akhirat, begitu juga sebaliknya jikalau kedudukan siswa lebih tinggi berdasarkan Allah SWT. Karena itu harus diciptakan relasi mahabbah (cinta) dan kasih sayang yang kuat. Saling membantu dan menolong dalam kebaikan secara tolong-menolong menuju ridla Allah SWT.

8. Ilmu yang disampaikan dari hati akan diterima dengan hati


Apapun yang disampaikan guru harus dipertimbangkan dengan hati nurani. Semua tindakan ditenagai oleh rasa keikhlasan. Sehingga bernilai baik dan sanggup diterima oleh hati siswa. Emosi siswa akan tersentuh dan menjadikan kesadaran, selanjutnya merubah sikap siswa menjadi lebih baik.

Hindari menyampaikan atau bertindak yang didorong oleh kesenangan nafsu, ingin dipuji, emosi, marah, dan niat riya lainnya.

9. Siswa akan tertarik dengan hal yang berkaitan dengan dirinya


Dalam membarikan bahan pembelajaran guru harus menyesuaikan dengan kehidupan dan kebutuhan siswa. Contoh yang ditampilkan sesuai dengan kehidupan siswa. Semua bahan pembelajaran disangkut kaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga bermakna bagi siswa dalam menghadapi kehidupannya.

No comments:

Post a Comment