Sunday, 24 January 2016
Jadi Bakir Jangan Bersedih Kesulitan Bukan Alasan Muslimah Untuk Bersedih
Hikmah dari kesulitan sangatlah besar. Banyak dari muslimah yang tidak menyadarinya. Kesulitan itu ialah mutiara terpendam dalam kelangsungan hidup kita. Diantaranya kesulitan memuat hal-hal berikut ini
Kesulitan bergotong-royong akan menguatkan hati, menghapus dosa, menghancurkan rasa ujub, dan menguburkan rasa sombong
Kesulitan akan meluruhkan kelalaian, menyalakan lentera dzikir, menarik tenggang rasa sesama, menjadi do’a yang dipanjatkan oleh orang-orang yang soleh
Kesulitan merupakan wujud tunduk kepada tiran, merupakan sebuah menyerahan diri kepada Allah
Kesulitan merupakan sebuah peringatan dini, biar upa untuk menghidupkan dzikir
Kesulitan merupakan upaya untuk menjaga hati dengan bersabar
Kesulitan merupakan persiapan untuk menghadap Sang Tuhan, dan sebuah sentilan untuk tidak cenderung kepada dunia, merasa kondusif dan hening dengannya. Karena kelembutan yang tersembunyi itu jauh lebih besar, dosa yang ditutupi itu jauh lebih besar, dari kesalahan yang dimaafkan juga jauh lebih besar.
Berpikir dan Bersyukur . Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rampbut sampai ke bawah kedua telapak kaki. "jika kau menghitung nikmat Allah, pasti kau tidak akan sanggup menghitungnya" (QS. Ibrahim: 34).
Kesehatan badan, keamanan negara, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda melihat dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tidak pernah mengetahuinya. "Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan bathi" (QS. Luqman: 20)
Anda mempunyai dua mata, satu lidah, dua bibir dua tangan dan dua kaki. Apakah Anda tidak menyadari nikmat luar biasa itu? "Maka nikmat Rabb kau yang manakah yang kau dustakan?" (QS. Ar-Rahman 13)
Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang mudah? Sedangkan kaki seringkali menjadi bisul bila dipakai jalan terus-menerus tanpa henti. Apakah Anda mengira bahwa bangkit tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang menyenangkan, sedangkan keduanya sanggup saja tidak berpengaruh dan suatu ketika akan patah?.
Maka saadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lena, ketika sanak saudara disekitar Anda masih ramai yang tidak sanggup tidur alasannya sakit yang ditanggungnya? Pernahkah Anda merasa nista manakala sanggup menyantap masakan yummy dan minuman cuek ketika masih ramai orang di sekitar Anda yang tidak sanggup makan dan minum alasannya sakit.
Coba pikirkan, betapa besar fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan sentuhlah kembali mata Anda itu yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fumhsi nalar Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Apakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung? Menjual telinga Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan pengecap Anda sampai Anda menjadi bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara sehinggalah tiada yang tersisa lagi untuk diri Anda sendiri?
Begitulah, bergotong-royong Anda berada berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, murung dan gelisah meskipun Anda masih empunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang hening untuk tidur selenanya, dan kesehatan untuk terus dilakukan kebaikan didunia yang fana ini.
Anda seringkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang terseia ada dihadapan mata. Jiwa Anda gampang tergoncang hanya alasannya kerugian bahan yang mendera. Sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, mempunyai jembatan penghantar kebahagiaan, karunia-Nya, kenikmatan dan sebagainya. Maka pikirkanlah semua itu, dan kemudian sama-samalah kita bersyukur
"Dan, pada dirimu sendiri. Maka apakah kau tidak memperhatikannya" (QS. Adz-Dzariyat : 21)
Pikirkan dan renungkan apa yang terjadi pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia disekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan. "Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya" (QS. An-Nahl : 83).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment